Dari cosmos ke chaos. Corona mengubah keteraturan menjadi kekacauan. Dalam perubahan bentuk tersebut, manusia memasuki labirin pencarian jati dirinya.Â
Perang berkecambuk, dengan lawan yang tidak terlihat. Mikroorganisme itu, mendadak menjadi musuh dari seluruh umat manusia. Mungkin juga tanpa disadarinya.Â
Luluh lantak, setiap sendi kehidupan manusia terganggu. Kehadiran Corona memporak-porandakan tatanan yang telah tercipta. Menyisakan kesedihan, ketakutan, dan kengerian akan kematian.Â
Nyaris tanpa terkecuali. Semua bidang terguncang. Ekonomi, politik dan aspek sosial mengalami perubahan yang dipaksakan, oleh keharusan keadaan. Corona mendisrupsinya, mempercepat.
Akselerasi yang sedemikian pesat, terjadi dalam tempo yang sangat pendek. Berkejaran dengan waktu. Corona bekerja sistematik. Tidak pelak kita tergagap. Tanpa antisipasi.
Dengan mengandalkan teknologi serta pengetahuan yang dimiliki, manusia masih berupaya untuk memecahkan puzzle virus Corona. Kita tampaknya akan memerlukan waktu tambahan.
Pada perenungan yang mendalam, Corona menghadirkan periode relaksasi dari kebisingan dunia.Â
Kemajuan, pembangunan dan modernitas yang dicapai manusia, dihentikan sejenak oleh makhluk renik. Kesibukan itu, kini sedang beristirahat.
Negara-negara yang awalnya berseteru, dipaksa bersekutu. Bersama-sama mengatasi persoalan ini, sebagai masalah kolektif. Ancaman bagi kemanusiaan. Beberapa waktu ke depan, kita akan melihat bagaimana format bentuknya.
Momen Bertanya
Kini, kita kembali ditantang untuk bertanya apakah kita akan mampu bertahan? Akankah seleksi alam tercipta? Mungkinkah kepunahan?