Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Lockdown Buzzer, Antisipasi Infodemic Corona

16 Maret 2020   19:52 Diperbarui: 17 Maret 2020   09:02 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasukan siber atau buzzer (Jakartaberita.com)

Social distancing - membuat jarak dari interaksi sosial secara fisik, dipilih dibandingkan dengan opsi lockdown daerah, tentu perlu diapresiasi. Pada prinsipnya perangkat kerja terkait, harus berkerja secara terfokus dan terkonsentrasi pada upaya reduksi penularan lebih luas. Situasi ini tidak mudah.

Mengatur perilaku berjuta orang dalam satu waktu, jelas tidak segampang membalik telapak tangan. Maka himbauan tersebut membutuhkan waktu efektif untuk dapat sampai dan terdistribusi secara meluas kepada publik. 

Sehingga, unggahan para buzzer soal masih adanya keramaian publik, hingga antrian sarana transportasi adalah kekeliruan yang teramat fatal.

Pertama: kebijakan terkait penanganan baik nasional maupun daerah, diambil pada periode akhir pekan. Dengan begitu, butuh waktu penyesuaian diberbagai kantor dan pusat kegiatan untuk mengadaptasikan dirinya. 

Kedua: pilihan yang diambil adalah social distancing yang relatif lebih longgar dalam interaksi dibanding lockdown, maka aktifitas publik tentu masih bergerak.  

Ketiga: tidak semua kegiatan bisa dilakukan dengan melakukan kerja jarak jauh. Bahkan untuk mengambil keputusan yang sah, harus ada tanda tangan basah pada dokumen. Bayangkan?

Wajah sosial kita memang tengah compang-camping, karena kepentingan politik. Jarak sosial kita telah terbuka dalam makna sesungguhnya, antara kami dan kalian sebagai entitas politik yang tidak bisa bersatu. 

Buzzer mengail celah dalam situasi ini. Asalkan bukan dari kita, maka seranglah, itu prinsipnya.

Pemerintah dalam hal ini, baik pusat maupun daerah perlu untuk segera menjabarkan apa yang telah ditetapkan sebagai protokol kebijakan. Implementasi ketat berbagai protokol tersebut. Khusus terkait dengan aspek komunikasi, dibutuhkan aspek verbal dan non verbal berhadapan dengan situasi krisis.

Kemampuan terbesar melawan Corona, selain mengatasi bertambah luasnya sebaran virus, juga berhadapan dengan misinformasi bahkan disinformasi yang disengaja untuk berbagai kepentingan tertentu, diluar upaya penyelematan nyawa manusia.

Kita ingin segera keluar dari situasi sakit ini. Corona membuat kita terjangkit penyakit. Tetapi kedengkian politik membuat kita jatuh dalam situasi berpenyakit secara sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun