Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Rezim (Saling Jadi) Pengawas di Ruang Publik

27 September 2019   08:48 Diperbarui: 28 September 2019   07:27 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi diam-diam mengawasi. (sumber: KOMPAS/Didie SW)

Dari Rektor hingga Kepala Sekolah

Problemnya, aspirasi publik berbeda, sehingga tidak dapat terbendung ketika berhadapan dengan kehendak kekuasaan. Model parlemen jalanan digelar, demonstrasi menjadi alternatif bagi kekuasaan formal yang dianggap mangkrak.

Elemen pemuda, mahasiswa dan pelajar mengambil peran dan menjadi motor penggerak kali ini. Situasi tersebut adalah gangguan dan mengusik tatanan politik yang telah mapan. Maka pemangku kuasa pun memanggil bidang kementerian terkait. 

Hasil akhirnya mudah ditebak, ancaman dijalankan secara berurutan melalui jalur birokrasi. Sang menteri menyebut akan memberikan sanksi bila diketahui ada rektor perguruan tinggi yang dianggap ikut mengerakkan mahasiswa berdemontrasi. Lantas pak menteri bersepakat membuka ruang dialog.

Jika diurai sesuai kejadian, kita tentu dapat membayangkan pintu bagi terciptanya komunikasi telah mengalami kebuntuan. Proses audiensi dengan para pihak terkait tersumbat. 

Maka demonstrasi adalah hak konstitusional sebagai sarana mengekspresikan pendapat dan suara berbeda. Toh hal itu pula yang pada akhirnya dapat membuka kembali ruang dialog yang telah ditutup sebelumnya.

Pun begitu halnya dengan para pelajar, Kepala Daerah dan Dinas Pendidikan meminta Kepala Sekolah bertanggung jawab, serta dapat diberi sanksi bila membiarkan para siswa terlibat aksi unjuk rasa. Logika ini seolah menjadi bagian dari pembatasan hak berpendapat.

Pada akhirnya, skema pengawasan berlangsung berjenjang. Sejatinya pengawasan adalah bagian dari upaya menyeimbangkan kekuasaan agar tidak tergelincir. Namun pada akhirnya, pengawasan pula dapat menjadi sarana dalam memperkuat cengkraman kekuasaan bagi publik.

Lingkaran pengawasan yang ditujukan bagi upaya menertibkan pendapat berbeda, agar menjadi senyawa dengan kepentingan kekuasaan, adalah bentuk penyelewengan mandat publik atas kekuasaan. Camkan itu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun