Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Potret Demokrasi Kita

19 Juni 2019   05:44 Diperbarui: 19 Juni 2019   05:48 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahapan awal dari proses tersebut adalah fase chaotic, kekacauan akibat benturan kebiasaan baru. Dimana setelahnya terjadi formasi keteraturan. Perlu otoritas regulatif yang melakukan kontrol dan pengaturan. Tetapi pihak yang menjadi regulator harus mampu menghadirkan trust kepada publik.

Situasi ini yang hilang. Tahap chaotic digital, disikapi dengan pendekatan represi blokir dan hukuman. Dengan begitu, persepsi publik meningkat akan kekhawatiran konsekuensi legal dalam berekspresi melalui ruang sosial media.

Perlu ada terobosan baru setelah ini. Termasuk memahami konteks budaya baru di jaman digital. Blokir merupakan salah satu langkah, tanpa literasi apalagi hanya mengandalkan regulasi dan penegakan hukum yang juga dalam benak sebagian publik bersifat berat sebelah, maka distrust menjadi semakin merebak.

Era Post Truth menghadirkan ketercampuran apa yang benar-benar dan apa yang tampak samar-samar sebagai kebenaran, tantangannya ketika distrust semakin menguat, maka hal tersebut menjadi ancaman bagi pengakuan legitimasi. Waspadalah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun