Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Memahami Kepemimpinan dan Pemerintahan

8 Mei 2019   05:12 Diperbarui: 8 Mei 2019   20:28 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS/DIDIE SW) | Kompas.com

Dengan begitu, hal tersebut menjelaskan analogi kepemimpinan itu sebagai seni sekaligus ilmu pengetahuan. Tentu saja dikarenakan pemimpin, harus mampu menguasai serta mengendalikan lapangan kerja kepemimpinannya.

Dalam menggunakan kerangka analisis hirarki kebutuhan manusia ala Maslow, maka level puncak motivasi yang terkait dengan kepemimpinan, selayaknya ditempatkan pada tingkat tertinggi yakni aktualisasi diri, dengan demikian pemimpin terbebas dari belenggu berbagai motif dasar seperti kebutuhan, termasuk pada persoalan fundamental yakni fisiologis.

Secara kontekstual, hal tersebut bermakna tidak mencari manfaat dengan kekuasaan, melainkan sebaliknya mampu memberi manfaat melalui kekuasaan. Dengan demikian, pemimpin bukan tentang tampilan yang merakyat saja, tetapi yang lebih mampu dalam mewujudkan kebijakan bagi kepentingan pemilik kekuasaan yakni rakyat itu sendiri.

Maka siapapun pemimpin terpilih nantinya, di pundaknya terletak harapan untuk dapat mengartikulasikan kepentingan publik lebih dari sekadar hasrat pribadi ataupun hajat kelompok semata!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun