Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Era Mediamorfosis, Ketika Viralitas Lebih Disukai dari Melaporkan

30 April 2019   17:40 Diperbarui: 2 Mei 2019   13:48 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anonim. (pxhere.com)

Mekanisme adopsi, sebagaimana yang terjadi saat ini bermakna ganda, masyarakat mulai mempergunakan teknologi sebagai bentuk produk hasil budaya manusia, yang kemudian mengkonstruksi budaya manusia dalam beradaptasi dengan teknologi, sebuah relasi yang bersifat timbal balik. Dalam pandangan McLuhan teknologi adalah perpanjangan indera manusia.

Jika situasi ini dapat dipahami, maka perangkat hukum kita harus dipersesuaikan dengan perubahan tersebut. Viralitas adalah bentuk aduan yang perlu ditindaklanjuti, bahkan bila ternyata banyak pengaduan yang bohong sebagaimana hoaks, maka perlu dibentuk tim unit cybercrime and cyberlaw.

Dengan demikian, viralitas layaknya whistleblower adalah bocoran informasi yang perlu dihargai di era yang terbuka, serta ditindaklanjuti. Bukan justru sebaliknya, mempergunakan pasal lentur alias karet UU ITE untuk menjerat penyebar viralitas, bila demikian yang terjadi, maka kita kehilangan konteks akan esensi yang dibawa melalui hal tersebut.

Dibagian penghujung, dalam tinjauan reflektif, kesukaan publik untuk mendorong viralitas daripada melakukan pelaporan legal, merupakan kegagalan mekanisme hukum formal menciptakan ruang kepercayaan, bahkan lebih jauh lagi, basis atas ketidakpercayaan tersebut disebabkan karena terabaikannya rasa keadilan publik, yang justru lebih berpihak pada kekuasaan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun