Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Catatan Pemilu 2019 dan Wajah Wakil Rakyat

22 April 2019   17:46 Diperbarui: 23 April 2019   08:02 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalkulasi suara oposisi dalam yang posisi belum terpecah akan ada disekitaran porsi 36%, sebuah bekalan yang baik untuk memainkan peran signifikan bagi upaya penyeimbang. Tetapi bila terbelah, praktis kekuatan efektif oposan akan menjadi lebih kecil dalam memainkan penentuan legislasi. 

Masa Depan Politik
Konfigurasi partai politik ini, akan menjadi modal di 2024, setidaknya kerja terukur perlu dirumuskan sejak saat ini. bagi yang masuk di lingkar kekuasaan, metode penerapan janji kampanye, disertai dengan bentuk kompromi kabinet, plus upaya mempertahankan modalitas politik untuk kontestasi periode lima tahun mendatang akan mulai diformulasi.

Hasil Pilpres yang masih perlu ditunggu akan menentukan model kesetimbangan antara tarikan kekuasaan eksekutif dan legislatif. Bila petahana kembali dikukuhkan, maka plot kombinasi keduanya eksekutif sekaligus legislatif akan menjadi kesatuan gerak karena perolehan Pileg yang mayoritas.

Sementara bila oposisi di Pilpres memenangi kontestasi, maka perolehan koalisi legislatif yang tidak dominan akan semakin menguatkan persaingan, terkecuali mampu menarik posisi partai terlemah kubu lawan untuk berbalik arah.

Sementara itu, bagi oposisi ketika kekuasaan tidak mampu diraih, maka proses persuasi publik dapat dijadikan sebagai metode dalam membangun modalitas sosial, berada berseberangan dengan kekuasaan menciptakan ruang berjarak, sehingga mampu memainkan peran artikulasi kepentingan publik, bila hal tersebut dapat dilakukan secara efektif tentu akan menjadi surplus dukungan politik.

Maka masih menarik peta politik jelang penetapan final KPU nantinya, karena kita akan melihat suguhan bagaimana kekuasaan dibangun, disusun dan dikompromikan diantara mereka yang menang dalam kompetisi.

Wilayah perdebatan bisa dipastikan tidak akan pernah berhenti dalam dunia politik. Hal ini menegaskan bila kekalahan pada kontestasi politik, bukan berarti tidak mampu memberi warna berbeda, karena dalam demokrasi hakikat sesungguhnya kepentingan publik penting disuarakan, untuk mendapatkan simpati dalam mempersiapkan sirkulasi kekuasaan elit!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun