Masih ada pertanyaan lagi? Tapi kita cukupkan disitu. Jadi apa masalahnya soal ajuan Pemda DKI ini? Pada kajian konflik dan negosiasi politik, maka respon legislative atas usulan eksekutif kali ini adalah upaya untuk membangun ruang keseimbangan dan posisi tawar. Pemerintah DKI yang saat ini berkuasa adalah pihak yang berseberangan pilihan politik pada kontestasi Pilkada sebelumnya, bukan tidak mungkin kerak persaingan tersebut masih membekas dan belum pulih sepenuhnya.
Miras Legal, Tata Niaga dan Oplosan
Lebih jauh menyangkut persoalan minuman beralkohol, maka pernah diluncurkan upaya pengetatan tata niaga miras. Rantai distribusi diperketat untuk membatasi peredaran dan konsumsi alcohol. Tidak lain dan tidak bukan terkait dengan dampaknya bagi kesehatan dan aspek sosial publik. Konsumsi minol, selain menghilangkan kesadaran diri, maka dalam jangka panjang akan memberi dampak psikologis termasuk; gangguan mental, kemunduran daya ingat bahkan hingga paranoid.
Sebagai bobot tambahan, maka usulan penjualan saham pabrik bir kali ini, juga harus disertai dengan aturan tata niaganya yang efektif. Sewaktu kemunculan peraturan terkait larangan distribusi minol, bahagian kalngan industry yang terkait melakukan perlawanan, justri mendorong usulan berkebalikan yakni perlakukan peraturan tentang pemabuk dibandingkan tata niaga alcohol, sebuah usulan yang absurd.Â
Dalam konteks keadilan, dan dalam konsep bisnis yang bermanfaat, nilai keuntungan tidak hanya dilihat dari aspek nominal angka, tetapi juga melihat dampak negative atas kehadirannya.
Potensi pengaturan miras secara legal dan terbatas, tentu akan berpotensi pada munculnya miras oplosan. Situasi ini tidak dapat dihindarkan sebagai konsekuensi perilaku ekonomi konsumen alcohol, maka yang dapat ditekankan adalah penegakan aturan hukum yang berlaku.Â
Bukan berarti mekanisme menekan miras oplosan adalah dengan perbesaran kanal distribusi alcohol. Karena keberadaan minol dan miras adalah pintu pembuka pada berbagai aktifitas lain yang berpotensi melanggar aturan hukum yang berlaku, cek saja pertanyaan dan jawaban dibagian permulaan.
Jadi, soal penjualan saham pabrik bir ini? Kalau berakhir tanpa keputusan yang jelas, maka kita memang tengah melihat para aktor politik memang telah kehilangan kesadaran dalam memperjuangkan kepentingan dan masa depan publik. Bisa jadi mereka tengah mempertontonkan narasi "mabuk kekuasaan", maka hati-hatilah karena bisa jadi pertaruhannya adalah suara dukungan!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H