Apa bentuk konkrit dari pembebasan kemanusiaan? Dimulai dengan membangkitkan kesadaran untuk dapat melihat konsep kebutuhan substansial dalam menciptakan konsepsi kemakmuran serta kesejahteraan secara meluas, dengan berprinsip dalam keadilan serta kesetaraan, terlepas dari jaring kuasa kapitalisme. Pertanyaan selanjutnya, mungkinkah? Bisa saja, meski terbilang sulit, karena membutuhkan formulasi praktis yang tidak sederhana, dan jelas membutuhkan waktu yang tidak sebentar, disisi lain kapitalisme terus memperbaharui dirinya untuk berwajah humanis.
Dimana titik komprominya? Kampus perguruan tinggi tentu tidak hanya menjadimenara gading yang terlepas dari konteks sosial, tetapi juga tentu tidak membiarkan sumberdaya yang tengah dalam proses pendidikan kemudian tidak memiliki kekahlian dan kemampuan untuk survivaldalam pasar kapitalisme, pencerahan tentang posisi peserta pendidikan tinggi dan fungsi mulia para intelektual harus mampu membawa dampak perubahan, bukan justru larut menjadi alat baru dalam menjaga kepentingan yang tidak berpihak pada kemanusiaan. Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H