Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kemenangan Survei, Akankah (Menjadi) Keniscayaan?

26 Oktober 2018   06:35 Diperbarui: 26 Oktober 2018   07:53 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku dinamis pilihan politik publik pun menjadi sangat disruptif -perubahan terjadi secara cepat. Kunci yang dapat dipergunakan petahana dalam mempertahankan arah dukungan dalam waktu dekat kemungkinan adalah politik pengupahan yang akan segera dirilis.

Perdebatan menahun asosiasi pengusaha dan kelompok buruh, memang menjadi bagian politis. Ditengah situasi makro yang terjaga -menurut kubu petahana, maka kondisi perdagangan kita berada ditengah dunia yang bergejolak akibat perang dagang Amerika dan China. 

Maka nilai tukar dan defisit transaksi berjalan menjadi ukuran pelemahan tersebut. Tetapi tantangan pengupahan domestik berada dalam koridor dan jalur yang berbeda, dalam logika mempertahankan dukungan pengusaha atau massa buruh?.

Kerancuan permohonan asosiasi pengusaha yang senilai Rp3.8 juta dibanding permintaan buruh sekitar Rp4.3 juta biasanya ditengahi pemerintah. Ditahun politik, maka kebijakan pengupahan bisa menjadi instrumen hegemonik. 

Meski mungkin tidak mengakseptasi mutlak permintaan buruh, pemerintah akan bermain dilevel aman titik tengah psikologis, kemungkinan sekitarRp4 juta. Dengan demikian, mampu meredakan kemungkinan ketidakpuasan buruh, serta mereduksi kehilangan dukungan pengusaha karena jarak nilai kebijakan pengupahan menjadi tidak terlalu lebar.

Kepentingan Oposisi

Lagi-lagi apa maknanya? Petahana memang memegang berbagai kunci penting dalam pemenangan tetapi bukan segala-galanya. Masih ada rentang waktu yang cukup untuk mempersiapkan basis pemilih loyal sekaligus memperluas pengaruh bagi koalisi oposisi bila dapat dilakukan secara sistematik dan terstruktur, hadir dalam operasi senyap yang tidak membutuhkan ekspose meluas.

Bagi kelompok penantang, hasil survei adalah cambuk untuk bekerja, tidak lagi memainkan isu berdasarkan momentum tetapi memperkuat persuasi publik. Tidak perlu berkecil hati, karena lagi-lagi survei adalah pendekatan kuantitatif yang secara alamiah memiliki kekurangan secara inheren didalamnya, sekaligus mematahkan prinsip Phytagoras tentang mathesis universalis yang mengandaikan seluruh entitas alam hadir dalam eksistensi keterukuran.

Keputusan pilihan adalah kombinasi kesepakatan ditingkat kognitif -pengetahuan, menjadi kesesuaianafektif -emosi perasaan hingga keterpaduan konatif -tindakan, dimana perubahan pilihan bisa terjadi diberbagai level tersebut. Sudah saatnya pihak oposisi tidak bermain dilapangan bermain petahana, karena bisa sangat menguras energi, meski sesekali perlu pula tampil kemuka dan show off.

Sekurangnya ada beberapa hal penting bagi kubu oposisi, (1) konsolidasi mesin politik koalisi, tidak ada dinamika internal koalisi yang perlu ditampilkan kemuka adalah bentuk soliditas dukungan pemenangan, (2) memastikan pengorganisiran tingkat kader dan simpatisan pusat serta daerah, (3) menguatkan struktur persuasi interpersonal ditingkat bawah, sehingga bergerak secara internal menuju sasaran eksternal, dan tentu saja (4) menguatkan rumusan program kerja sebagai bentuk alternatif tawaran solusi persoalan publik secara riil.

Tentu saja dibutuhkan usaha yang padu dikubu oposisi untuk dapat lepas dari kuncian pamungkas petahana, jika ingin memenangkan pertandingan. Dan kemenangan survei, jelas bukan sebuah keniscayaan yang terprediksi secara kaku, bisa jadi hanya mengkonstruksi opini!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun