Dengan begitu, aktor dan partai politik sudah seharusnya memanfaatkan keberadaan jenis media baru tersebut untuk dapat beradaptasi dengan perubahan ditingkat masyarakat. Tidak berhenti disitu, upaya untuk meluaskan paparan ide dan gagasan bisa dilakukan langsung oleh partai maupun aktor politik, ataupun dengan menggunakan bantuan dari opinion leader ditahap kedua untuk lebih mendekatkan ruang spasial politik kepada publik.
Konteks Kajian Politik Lokal
Pada beberapa kajian politik, upaya pemenangan kontestasi politik ditingkat nasional, kerapkali diukur melalui proses politik yang terjadi pada level dibawahnya, sehingga hasil yang diperoleh pada kontestasi lokal dapat menjadi cerminan atas konstelasi politik ditingkat nasional.
Berdasarkan Raden Mas JI (2017) UPN Jakarta, dinyatakan bila proses terpenting dari komunikasi politik adalah pementukan opini publik yang dapat memberikan pengaruh perubahan perilaku politik pemilih. Dalam hal tersebut, lanjutnya, peran media massa menjadi penting dalam melakukan pelipatgandaan pesan politik. Tidak dipungkiri pula, bila media massa kemudian dikategorikan sebagai pelaku signifikan guna membentuk partisipasi politik publik.
Selaras dengan hal itu, Novita & Radja (2017) Universitas Moestopo Jakarta, menyebut bahwa bangunan partisipasi politik publik akan dapat terjadi ketika langkah analisis khalayak, perencanaan serta penetapan strategi kampanye diformulasikan dengan tepat. Hal tersebut, juga akan menyangkut rumusan konstrruksi citra yang akan ditampilkan, termasuk format kampanye yang mendukung penyampaian pesan.
Sama halnya dengan apa yang terjadi ditingkat internasional, pola kampanye berbasis internet juga terjadi, berdasarkan Faridhian (2013) STT PLN Jakarta, maka penggunaan sosial media menjadi penting dalam membangun komunikasi dialogis yang interaktif. Perkembangan metode ini, akan berjalan seiring dengan pertumbuhan kelompok usia muda yang terlibat dalam proses politik.
Pergulatan Gagasan
Kembali merujuk pada standing point diawal tentang pentingnya kerangka adu gagasan, maka harus dapat dipastikan bahwa pola komunikasi dan marketing politik, harus mampu membawa konten, yakni dengan berfokus pada isi dibandingkan selubung pembungkusnya.
Jika partai dan aktor politik telah bersiap dengan berbagai metode dan strategi kampanye, maka hal awal yang pertama harus ditonjolkan adalah rasionalitas atas gagasan yang logis, serta dapat dijadikan sebagai solusi bagi persoalan yang kita hadapi dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Kemampuan dalam melakukan identifikasi persoalan, tidak hanya sekedar menguatkan frame atas tema kampanye yang bersifat menggugah emosi dan psikologi publik, namun sekaligus dapat mendorong ketertarikan publik untuk berdiskusi serta bekerjasama dalam mewujudkan gagasan tersebut secara kolektif adalah tujuan besar yang harusnya dapat dicapai melalui kontestasi pemilu!.