(2) Berpikir setara, dengan demikian tidak terdapat kehendak untuk memaksakan suatu posisi tertentu, dibanding diskusi bagi terciptanya solusi.
(3) Memastikan akurasi, dengan demikian fakta dan pesan dalam komunikasi tidak ditambahkan atau bahkan dikurangi sesuai kepentingan.
(4) Upayakan mendapat kejelasan, dengan demikian proses komunikasi yang bersifat tunda harus dikonfirmasi terlebih dahulu untuk memastikan fakta yang sebenarnya.
Mudah? Tentu saja tidak semudah itu. Dibutuhkan kedewasaan dalam berkomunikasi, karena itu pula ada kata-kata bijak didalam masyarakat, "Bahasa Anda, cermin kualitas Anda".
Dengan demikian, ketika dalam berkomunikasi kita berharap akan terbentuknya kesepahaman, maka kendurkan urat saraf ketegangan agar resolusi dapat dimunculkan, dibandingkan mengedepankan konflik, sebagai akibat polarisasi pandangan yang tidak dapat didamaikan.
Kegagalan kesepahaman komunikasi, adalah awal dari runutan banyak cerita dalam lintasan sejarah, yang berakhir tragis secara kolosal. Begitupun dengan cerita tentang kehidupan kita bernegara saat ini, yang banyak diisi dengan komunikasi negatif. Stop, sudahilah!. Â