Offering partai-partai baru, rasanya adalah dengan membuka diri sebagai partai yang menawarkan kesetaraan, menempatkan posisi seimbang, sekaligus memberikan ruang dialog, dibandingkan berbagai partai lama yang lebih birokratis dalam keorganisasian.
Peran figur dan penguasaan daerah, mungkin akan lebih didominasi pemain lama, dengan demikian partai baru harus dapat menembus ruang yang baru, dengan target pemilih pemula yang relatif masih memiliki kekosongan preferensi pilihan.
Tidak banyak opsi yang tersedia bagi partai-partai baru, menghadirkan suasana fresh dalam berpolitik, dengan pendekatan kepada segmentasi potensial yang dipilih, serta harus menciptakan ruang-ruang komunikasi baru, guna menyiasati kendala logistik yang dimiliki.
Dalam pembentukan pola perilaku pemilih, maka upaya yang terbesar yang harus dibangkitkan adalah membangun awareness-pengenalan, membangun ketertarikan -interest hingga kemudian menggerakkan hasrat kesepahaman -desire hingga menggiring sampai tahap memilih -action.
Kita memang perlu menunggu pola gerakan yang dibuat oleh partai baru, apalagi terdapat partai baru yang benar-benar "gress", tidak pernah terdengar sebelumnya. Mungkinkah para pendatang baru menundukkan "medan perang" politik? Mungkin perlu berkaca dari berbagai update kasus didunia politik dan bisnis, agar tidak ditinggal oleh para pemilih pada debut "pentas politik".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H