Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Papua dalam Tinjauan Perilaku Kesehatan Masyarakat dan Peran Negara

18 Januari 2018   13:34 Diperbarui: 18 Januari 2018   14:27 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kita berharap agar perilaku sehat hadir di Papua, maka ketiga faktor diatas adalah bagian yang perlu dievaluasi ulang saat ini. Karena, perubahan perilaku adalah resolusi dari interaksi berbagai faktor tersebut. Aspek pencegahan dan promosi, dapat masuk ke dalam dua level, yakni ketersediaan tenaga kesehatan, sekaligus penyuluh kesehatan, yang mendorong terjadinya paparan pengetahuan dalam mengubah sikap dan perilaku.

Pemetaan target sasaran, dari upaya preventif dan promotif harus dibentuk, disesuaikan dengan struktur masyarakat yang ada. Target akhir yang diharapkan, adalah peningkatan derajat kualitas kesehatan masyarakat, disertai dengan kemampuan dan pemberdayaan masyarakat -empowerment, secara indepenen untuk dapat membiasakan perilaku hidup sehat.

Sekali lagi, kondisi darurat pada status KLB di Papua kali ini, akan bergantung perubahan perilaku individu dan komunitas, yang didukung oleh kondisi internal -individu, maupun eksternal -lingkungan. Peran pemerintah -enabling and reinforcing factor, menjadi penentu dalam mendorong terjadinya perubahan perilaku diluar aspek individu -predisposing factor.

Kesigapan sistem pelayanan kesehatan, dan kemampuan dalam melihat kebutuhan kesehatan secara nasional, yang lantas diterjemahkan sebagai kepentingan daerah, harus mendapatkan tempat pada program-program kesehatan yang dikembangkan. Posisi daerah, tidak lagi hanya dijadikan sebagai penghasil sumberdaya alam, yang kemudian pembagunan manusianya ditinggalkan. Dititik tersebut, komitmen pemerintah tengah diuji!.

Semoga kita bisa belajar banyak dari tanah Papua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun