Dalam kerangka alam berpikir manusia, faktor kebiasaan akan mendorong terciptanya budaya. Dan sebuah kebiasaan dapat dimulai serta dimunculkan, ketika terdapat pilihan-pilihan baru.
Problemnya, kita menuntaskan persoalan transportasi publik tanpa menyentuh dasar permasalahan, bahkan penuh anomali.
Seolah soal kemacetan, dituntaskan dengan pembuatan jalur jalan baru dan tambahan tol bebas hambatan. Ditambah lagi, terbatasnya pilihan yang tersedia pada angkutan umum membuat sulit berpindah dari kendaraan pribadi.
Peraturan dan pengaturan secara sistematik oleh Pemerintah, dengan spirit utilisasi transportasi publik perlu diperkuat.
Meski mungkin hal itu harus berjalan dengan pembentukan budaya baru. Owning economy sudah mulai terkikis sharing economy. Pada sektor transportasi pemahaman itu hendaknya diarahkan pada pemakaian kendaraan umum, dengan syarat aman dan nyaman.
Dengan demikan, kemajuan infrastruktur hari ini harus diintegrasikan dalam strategi penguatan transportasi publik. Mungkin bisa mengakomodasi moda angkutan umum lokal disetiap daerah sebagai ciri khas, sehingga tantangan digitalisasi akan tidak akan menghilangkan sejarah panjang berbagai jenis angkot di masing-masing tempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H