Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Garam, Beras dan Data dalam Interaksi Invisible Hand

29 Juli 2017   13:02 Diperbarui: 30 Juli 2017   06:20 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Intervensi negara dalam memastikan keseimbangan dilakukan dengan masuk kedalam mekanisme pasar melalui peraturan yang dibentuknya. Kita kenal Floor Price dan Ceiling Price sebagai instrumen penentuan harga terkontrol yang dikelola pemerintah.

Tentu saja penentuan batasan harga perlu memperhatikan aspek keadilan bagi semua pihak. Pada praktiknya, basis penetapan harga oleh pemerintah seringkali under atau bahkan overprice dari estimasi yang diprediksi sebagai harga pasar. Maka instrumen kebijakan lain harus disusun secara dinamis, dan data serta informasi yang bersebaran itu menjadi penting.

Data cuaca dan iklim dikombinasi dengan sebaran peta produksi, dikalkulasi dengan biaya pendukung dalam perdagangan, yang kemudian diselaraskan dengan basis pertanian yang dimiliki. Hal tersebut akan menghasilkan formulasi yang terbaik, termasuk dalam cara produksi pangan kita, hingga hasil yang optimal, termasuk memastikan distribusi menyeluruh bagi kebutuhan nasional.

Distribusi kesejahteraan terjadi ketika pemerintah mampua berlaku sebagai pengelola yang adaptif terhadap kondisi yang teru menerus berubah. Kebijakan nan kaku, yang diambil tanpa basis data yang cukup dan tidak menyeluruh akan menyebabkan terjadinya kekisruhan.

Penggerebekan dalam upaya meminimalisir peran middleman yang membahayakan ketahanan pangan nasional, terutama tanpa konsep langkah menengah dan panjang hanya menambah kegaduhan baru. Bahkan bukan tidak mungkin, solusi jangka pendek soal keran importase dijadikan sebagai solusi yang berulang.

Sekali lagi, kondisi sedemikian terjadi disebabkan tiadanya data valid tentang kapasitas dan kapabilitas ketahanan pangan nasional kita. Maka mulailah bekerja menggunakan data dalam sistematika yang terstruktur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun