Sementara itu, seluruh upaya dalam menjamin terciptanya kecerdasan kehidupan bangsa pun menjadi bagian dari kewajiban kerja pemerintah, karena itu pula maka pemerintah diharuskan mengedepankan langkah nan bijaksana yang cerdas.
Bila kemudian terorisme dianggap sebagai biang permasalahan, justru dengan metode yang intimidatif tersebut akan semakin berupaya mencari cara-cara baru, dan pola represif menunjukan posisi pemerintah yang berseberangan secara frontal.
Ide tentang terorisme tidak akan menjadi barang jualan yang menarik dan dengan mudah dijinakkan bagi negara yang makmur, dimana keadilan dan kesejahteraan menjadi bagian kehidupan atas seluruh penduduk, tapi manakala elemen dasar kemakmuran itu hanya diwakilkan pada sekelompok elit dan kesulitan hidup nyata terasa dilapisan terbawah, tentu tidak mudah mengikis terbentuknya pemahaman terorisme tersebut.
Alih-alih penutupan sebagai metode preventif, justru pemerintah dapat memantau perkembangan dari kanal sosial media yang tersedia tersebut.
Pendekatan reaktif hanya akan menuai dampak balik yang lebih besar, metode responsif yang terukur sebaliknya dapat secara efektif menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan efek kegaduhan yang justru menambah permasalahan baru diluar isu utama atas dasar pemblokiran telegram kali ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI