Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Merokok: Sebuah Tinjauan Kesehatan?

5 April 2017   16:43 Diperbarui: 6 April 2017   00:30 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebiasaan hidup dengan merokok, menjadi hal yang nampaknya lekat dengan keseharian masyarakat. Tidak dapat dipungkiri, merokok berpotensi menaikkan resiko kesehatan. Salah satunya adalah Hipertensi. Dalam hal ini, merokok dapat menimbulkan peningkatan tekanan darah. Zat Nikotin yang terkandung didalam rokok sebagai produk tembakau, akan dapat memicu saraf, sehingga dapat menyempitkan pembuluh darah sehingga berkontribusi pada terjadinya tekanan darah tinggi.

Dalam jangka panjang, efek dari kebiasaan merokok dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jangka panjang pada pembuluh darah, bukan hanya sekedar meningkatkan risiko hipertensi. Pada kombinasi tertentu, pola hidup tidak sehat ini (-merokok) menstimulasi terjadinya serangan jantung, stroke, atau kejadian kardiovaskular lain, dibandingkan dengan seorang yang tidak merokok.

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian “Hubungan Perilaku Merokok terhadap Penderita Hipertensi pada Pasien Rawat Inap di RS Meilia Cibubur tahun 2017” yang dilakukan oleh AKPER Berkala Widya Husada didapatkan fakta lapangan yang lebih jelas. Berdasarkan hasil kuisioner tertutup kepada 40 responden penderita Hipertensi dalam kurun Desember sampai dengan Maret 2017 diruang perawatan. Maka didapatkan fakta mencegangkan bahwa, 55% dari responden berusia 21-40tahun.

Lebih jauh lagi, tingkat ekonomi masyarakat penderita Hipertensi, yang ditenggarai sebagai akibat dari merokok memiliki pendapatan 1-2 juta perbulan menempati posisi mayoritas dengan proporsi 42.5%. Sementara itu, besaran nilai belanja terbesar untuk konsumsi rokok terbesar ada didalam rentang biaya senilai Rp51-100 ribu, yakni sekitar 45% dari total responden.

Meski mengetahui bahaya merokok, perilaku merokok dimasyarakat memang masih menjadi sebuah fenomena kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah. Sesuai dari hasil penelitian (Kurniati &Waode, 2017) diketahui sekitar 60% dari penderita Hipertensi, merupakan perokok dengan intensitas berat, yang volume merokoknya diantara 21-30 batang rokok perhari.

Mencermati angka-angka temuan tersebut, maka upaya untuk dapat terus melakukan inisiasi kampanye hidup sehat tanpa merokok secara massif perlu digalakkan. Hal ini merupakan langkah antisipasi, dari pertumbuhan perokok muda. Pada usia produktif 21-40 tahun, penderita Hipertensi jelas memiliki kendala produktifitas, dan hal ini menjadi ancaman bagi daya saing sebuah bangsa.

Tidak dapat dielakkan bila upaya mendorong kesadaran untuk sehat dan bebas dari bahaya merokok, akan mendapatkan tentangan dari industri rokok dan tembakau. Namun demikian, secara keseluruhan kita sedang berbicara tentang kerangka besar pembangunan manusia dan potensi daya saing yang ditimbulkan dari kemampuan sumberdaya manusia. Kita tentu tidak bisa terus berharap akan bergantung pada kekayaan alam semata,yang lambat laun akan habis.

Jika mengambil hasil penelitian (Kurniati & Waode, 2017), maka perlu dibangun kesadaran secara terintegrasi dalam kehidupan masyarakat, akan hidup sehat tanpa merokok. Disisi yang terpisah,kita perlu memformulasikan program pemberdayaan, dalam kerangka alih fungsi produktif semua sektor yang selama ini memperoleh nafkah dari rokok dan turunan tembakau. 

Karena kesehatan kita, adalah modal serta kekuatan bagi bangsa yang menjadi harta utama, khususnya dalam mengukir prestasi dan karya ditingkat dunia.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun