Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jejak Transformasi & Daya Saing Profesi Perawat Indonesia

4 Oktober 2016   09:41 Diperbarui: 5 Oktober 2016   00:29 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Periode pengembangan dunia profesi keperawatan di Indonesia, bermula dan berjalan seiring dengan hadirnya penjajahan kolonialisme di bumi nusantara era tahun 1700-an. Konsepsi dasar keperawatan ditanah air, mengemuka seiring dengan keberadaan rumah sakit yang semula ditujukan bagi perawatan kesehatan bala tentara Belanda selama bertugas di Indonesia.

Hal ini memodernisasi sistem kesehatan penduduk pribumi, yang masih sangat tradisional mengatasi berbagai problem penyakit. Persentuhan dunia kesehatan dan keperawatan modern tersebut, membuat sebuah interaksi budaya. Awalnya ilmu keperawatan modern dibawa ke tanah air sebagai pelengkap dari sistem penjajahan, namun secara berangsur hal tersebut mendorong pemahaman baru tentang dunia keperawatan dan kesehatan itu sendiri.

Aspek medis yang rasional dalam ilmu-ilmu mengenai kesehatan, membuat masyarakat pribumi pada waktu itu kemudian mengadopsi pola pengetahuan baru. Pada tahap permulaan tersebut, tenaga penduduk lokal dipergunakan sebagai tim dapur umum, dengan tugas dominan menjaga kebersihan ruang perawatan dan ketersediaan pasokan makanan bagi para tentara yang sakit.

Lambat laun, transfer ilmu pengetahuan dilakukan, hingga kemudian Inggris dibawah Gubernur Jendral Raffles periode tahun 1800-an menjadikan kesehatan bagi seluruh penduduk pribumi dengan semboyan bahwa “Kesehatan adalah milik Manusia”. Dimasa itu, berbagai kegiatan kesehatan dilakukan seperti pencacaran, hingga perbaikan tata cara perawatan gangguan jiwa.

Hingga kemudian pada periode tahun 1900-an, pendidikan keperawatan berkembang dimulai dari berbagai pelatihan yang terstruktur. Hingga kemudian akhirnya, terbentuk sebuah lembaga pendidikan vokasional ditahun 1940-an, hal ini berjalan bersamaan dengan bertumbunya berbagai balai kesehatan dan rumah sakit ditanah air pada periode pasca kemerdekaan.

Bagaimana Perawat Kini dan dimasa Depan?

Kini, selepas era kemerdekaan perawat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah industri kesehatan, termasuk dari level dasar ditingkat klinik hingga rumah sakit. Perawat masa kini berhadapan dengan aktifitas yang semakin kompleks. Dituntut terdapatnya pengembangan diri dalam kompetensi seorang perawat secara berkelanjutan. Jumlah perawat yang terus bertambah, harus diimbangi dengan kualitas individu perawat.

Posisi perawat yang awalnya dimaknai sebagai pembantu dokter, kini berubah diera profesional saat ini, dengan reposisi sebagai partner dalam pelayanan bagi pasien dengan ranah yang terpisah namun saling sinergis dan mendukung. Pada pelayanan kepada pasien, maka dokter bertugas dipersoalan aspek medis semisal diagnosa dan rencana pengobatan, sedangkan perawat berada diwilayah persiapan keperawatan pasien, dalam mendukung percepatan pemulihan kesehatan pasien.

Ketika kemudian arus globalisasi kini tengah dimulai, melalui terintegrasinya wilayah ekonomi Asia Tenggara pada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka perawat mendapat peluang untuk dapat berkiprah diberbagai negara tetangga. Kesepakatan ditingkat ASEAN dinyatakan dalam Mutual Recognition Arrangement (MRA), termasuk diantara profesi perawat.

Apa maknanya? Di era globalisasi, ketika terjadi “free flow of goods and services” maka kita berpeluang untuk dapat bersaing dikancah internasional, sekaligus berhadapan dipasar domestik dengan tenaga asing yang setara. Hal ini akan menjadi sebuah peluang, bila kita dapat menyiapkan perangkat pendukung yang mumpuni, karena pada dasarnya kita memiliki potensi tersebut.

Prasyarat dasarnya sebagai bagian dari faktor internal; adalah kompetensi dari para perawat harus ditingkatkan, terutama pada level internasional. Memperbanyak kemampuan dan pelatihan berbasis praktik, hal ini akan menjadi pembeda yang utama selain kemampuan berbahasa asing, maka kemampuan skill keperawatan harus ditonjolkan sebagai faktor ungkit daya saing perawat lokal.

Peran Kementerian Pendidikan Tinggi harus secara strategis memetakan kompetensi dalam keunggulan profesi perawat nasional, yang diterjemahkan melalui panduan keilmuan. Selain itu, problem utamanya yang terbentuk secara eksternal; harus diuraikan oleh pemangku keputusan strategis yang terletak antar berbagai lintas departemen. Profesi perawat yang bersinggungan status pekerjaan diluar negeri, akan banyak berhubungan dengan berbagai pihak, mulai dari Departemen Kesehatan, Departemen Luar Negeri hinga Departemen Tenaga Kerja.

Hendaknya hal tersebut disimplifikasi, penyederhanaan alur proses serta koordinasi antar bidang harus mendukung pembentukan kompetensi perawat Indonesia dikancah dunia. Apalagi kita tentu prihatin, bila kemudian melihat hasil rilis peringkat Indeks Daya Saing Dunia yang dikeluarkan oleh World Economic Forum 2016-2017, Indonesia melorot posisinya dari peringkat 37 ke posisi 41. Salah satu indikasi penilaian adalah aspek Birokrasi, bila suatu negara memiliki iklim birokrasi yang rumit dan ruwet, termasuk dalam mengatur kompetensi profesi, maka lemahlah daya saing kita.

Diantara harmonisasi kedua faktor internal maupun eksternal tersebut, jejak profesi perawat akan bertransformasi. Semoga semua pihak bisa segera melakukan penyelarasan dan sinkronisasi, karena sumber daya saing terbesar sebuah negara bukan hanya terletak pada sumberdaya alam, melainkan pada sumberdaya manusianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun