Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekosistem Bisnis dan Kompetisi

8 November 2015   16:54 Diperbarui: 8 November 2015   17:11 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Perubahan yang terjadi dimasa depan didefinisikan sebagai indefinite optimism, yakni situasi dari kondisi dimana terdapat optimisme dalam dunia ketidakpastian.

Setidaknya demikian Peter Thiel dalam Zero to One menandai babak baru dunia mendatang. Penuh ketidakpastian, sehingga diperlukan strategi yang jitu dan mumpuni dalam mengatasi kondisi yang timbul tersebut.

Dunia bergerak dalam garis kontinu, mengalami dinamika yang perlu direspon dengan adaptif dan cepat. Karena pemenang dimasa depan, adalah entitas yang mampu merubah diri atas arah perubahan yang terjadi.

Thiel mengungkapkan perlunya berposisi dominan, menjadi yang superior dan menentukan arah perubahan alih-alih menjadi bagian dari objek perubahan turutan. Meski demikian, dominasi dalam banyak kasus tidak berlangsung mudah.

Pemegang dominasi dipasar lalu kebal dan bebal terhadap perubahan yang tercipta. Nokia, Blackberry dan Kodak hanya beberapa merek besar yang kemudian hilang ditelan jaman secara kompetitif. Tidak ada ruang akseptasi bagi kelambanan, hal tersebut merupakan esensi penting dari persaingan survival.

Teknologi dan Digitalisasi

Kutipan Thiel, Zero to One mengingatkan kita pada sistem binary dengan logika 1 dan 0, atau dapat pula dianalogikan sebagai zero sum game yang merupakan hukum utama dalam persaingan bisnis.

Menjadi pemenang atau sekedar penggembira adalah pilihan yang konsekuensional. Tetapi keunggulan menjadi yang pertama -first mover advantage, tidak selamanya dapat dipertahankan dengan mudah.

Para peniru, tipikal follower didunia bisnis bisa saja menduplikasi secara sempurna bahkan melakukan perbaikan yang kemudian mematikan posisi penguasa dominan. Karena itu, inovasi dalam kompetisi adalah keharusan yang tidak boleh ditawar-tawar lagi.

Pada pandangan yang selaras, Phil Simon melalui The Age of The Platform mendorong rethinking bisnis untuk kembali memperbaharui gerak bisnis dengan membangun ekosistem secara berkesinambungan.

Pertumbuhan hanya akan terbentuk melalui serangkaian kegiatan tanpa henti. Arus kas proyeksi menjadi penting dengan melihat proses agregasi bisnis terintegrasi melalui skema akuisisi maupun diversifikasi bisnis.

Sebagaimana dipercontohkan Google yang kemudian melengkapi mesin pencarian paling populer sejagat tersebut dengan berbagai kelengkapan, mulai dari G+, GMaps, GTranslate dan berbagai sinergi bisnis yang semakin mengembangkan dominasi Google sebagai solusi terpadu.

Ekosistem yang berkelanjutan tidak hanya menawarkan kompleksitas produk, namun sekaligus juga membangun keterhubungan dengan konsumen secara terus menerus. Era saat ini, kolaborasi menjadi hal tidak terelakkan. Prosumer adalah kekuatan bersaing dimasa mendatang. Konsumen memberi masukan untuk perbaikan, yang sebaiknya tidak diabaikan.

Teknologi menjadi faktor eksponensial, sesuai Thiel, yang melipatgandakan kapasitas produk anda. Viralitas menjadi bagian yang mendorong popularitas produk diera digital. Sementara itu, proses digitalisasi memangkas secara efisien semua kelambanan, sehingga abad ini speed-kecepatan adalah ukuran kompetisi. 

Sebagaimana kisah berbagai merek yang kemudian menghilang, ketertutupan untuk menerima kenyataan dari masukan pelanggan, serta mengabaikan era digital, terbukti sungguh menyedihkan. Jika demikian, bersiaplah untuk arah baru bisnis dimasa depan, mulai sekarang. 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun