Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Singapura: Negeri Disiplin Berkat Yellow Lines

24 Maret 2014   13:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:34 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karakteristik yang terlihat kentara di negeri Singa ini tidak lain dan tidak bukan adalah garis kuning nan melintang disemua fasilitas publik. Pemerintah mengatur dan menegakkan disiplin melalui ketentuan ketertiban untuk mengantri, bersabar menunggu giliran dan tidak saling menyerobot.
Bahkan berada di eskalator sekalipun ada etika tata kramanya, berada dijalur kiri dan memberikan ruang disebelah kanan untuk mendahului adalah sebuah adab kesantunan. Pasal bagi aturan itu berlaku universal, pun bagi penduduk lokal maupun para pelancong, sehingga semua terasa menjadi lebih tertata apik dalam keteraturan.
Luasan negeri yang hanya setitik itu dioptimalkan melalui skema perencanaan yang matang, memperhitungkan perspektif jangka panjang dimasa mendatang. Tentu bukan hal mudah mengolah lahan minimal secara maksimal, perlu kemauan kuat nan padu, berbekal pemahaman bahwa negeri miskin sumber daya alam itu harus dapat bersaing secara kompetitif, mengharuskan kehadiran inovasi yang unik dan berbeda.
Tata kota menjadi pembeda yang utama, maka garis kuning itu merupakan deklarasi atas ikrar bersama untuk penertiban komunal. Tiada tempat untuk kata "lambat" karena pola dan gaya hidup yang dikembangkan berjalan dengan ritme yang cepat, set up transportasi dirancang dan dibuat guna mendukung "speed" tersebut.
Berbeda dan harus tampil atraktif merupakan panduan bagi keharusan di negeri Singa itu, bahkan jembatan penghubung dirangkai dengan sorot cahaya lampu warna-warni yang menarik.
Bahkan untuk perhelatan balapan adu cepat jet darat formula 1, Singapura menawarkan perpaduan pola street race -karena lahan yang ada memang terbatas, dengan balutan panorama malam hari, saat semua sirkuit F1 menyediakan fasilitas terpisah dan disiang hari.
Kalau negeri sejumput itu bisa demikian hebat, bayangkan potensi yang dapat teraktualisasi atas negeri kaya raya seperti Indonesia. Tebak bagian mana yang dibutuhkan negeri merah putih tercinta ini?...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun