Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Komersialisasi Kampanye Politik ala Promosi Produk

29 Mei 2014   11:28 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:59 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemasaran produk menghitung faktor imbal hasil investasi, sementara politik berada jauh diatas prinsip tersebut, karena hakikat keberadaan politik adalah melampaui kepentingan diri dan kelompok untuk kepentingan bersama yang lebih besar secara tulus dan tanpa pamrih.

Bila cara marketing produk dipergunakan, maka metode kampanye negatif dan kampanye hitam menjadi sebuah kewajaran, karena modalitasnya adalah kalah-menang dan survival dipasar.

Sementara, dibidang politik kita berbicara dalam logika menang bersama, karena mekanisme politik menaungi semua pihak dalam kebertanggung-jawaban lahir maupun batin, baik didunia maupun akhirat.

Pada pendekatan promosi penjualan, pola berbagi hadiah, memberi stimulus pembelian dengan refund, undian bahkan bonus tunai adalah hal wajar, tetapi di area politik tentu tidak bisa dipergunakan.

Kampanye politik harus disusun dalam skema yang lebih mendekatkan pada fungsi kekuasaan, dimana penguatan program menjadi point kunci pemenangan, diluar simbol dan bahasan lain yang tidak bermakna.

Karena politik adalah soal keberadaban, berkenaan dengan sosial budaya masyarakat, lebih dari sekedar soal popularitas dan keterkenalan ala promosi produk, terlebih kita akan bicara dalam rentang dan horison waktu dimasa depan bersangkutan dengan sebuah generasi dan sejarah hidup yang terus bergerak dinamis.

Semoga saja, wajah tegang para Tim Kampanye CaPres bisa menjadi lebih rileks serta menampilkan raut muka secara humanis dalam penentuan cara menuju kemenangan, karena kita tengah membangun relasi kemanusiaan bukan hubungan penjualan.

Salam Damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun