Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bahkan di Kompasiana, virus Metropole Hospital pun Ada

19 September 2014   18:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:14 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Silahkan dicek bahkan di Kompasiana pun ada Metropolehosp yang jadi corong Metropole Hospital, meski terbuka, harus diverifikasi apakah informasi yang dinyatakan tersebut valid? #gimana nih min?

Jagat layanan kesehatan kembali dikejutkan dengan kasus Metropole Hospital, yang menjadi sarana praktek tenaga kesehatan/ dokter asing di Indonesia.

Problemnya, tipikal dan serupa dengan apa yang dulu pernah terjadi pada Klinik TongFang, dan hal ini kerap kali terjadi.

Hal yang nampak nyata adalah metode menjaring konsumen yang dilakukan pun hampir sama, menggunakan media massa.

Dengan demikian, jangkauan informasi yang disebarkan melalui perangkat instrumen tersebut akan dipaparkan ke audiens secara massif.

Bedanya hanya dipersoalkan bahwa Klinik TongFang memakai media layar kaca sebagai sarana promosi langsung, menggunakan metode testimonial yang fiktif.

Pada masa dimana Klinik TongFang berjaya, blocking iklan televisi hampir tidak pernah sepi, bahkan sehari bisa 3x re-run dilayar kaca, dan itu setimpal dengan apa yang diperoleh dalam jumlah pasien.

Meski tidak murah, toh nyatanya pelayanan Klinik TongFang laris manis Tanjung Kimpul. Baru setelah kasak-kusuk disejumlah media massa, baru Dinas terkait melakukan penertiban, padahal iklan Klinik TongFang riwayatnya sudah berlangsung lama.

Kini sebangun dengan Klinik TongFang, muncul Metropole Hospital yang menggunakan metode online promotion dengan jejaring dunia maya untuk melakukan promosi layanan.

Bekas hotel yang disulap jadi rumah sakit ini pun menyedot banyak perhatian bahkan kunjungan pasien, termasuk mendapatkan keuntungan dari kondisi tersebut tentunya.

Jejak pada dunia digital bisa dilihat secara berturut: www.metropolehospital.com, www.klinikmetropole.com, www.penyakitkelamin.org, www.ginekologi.org, www.wasirhospital.com, www.andrologihospital.com dan berbagai situs dengan bentuk wordpress maupun blogspot, kita tentu bisa terperanjat melihat jumlahnya, dan kesemuanya saling terhubung.

Secara tampilan, tampilan website yang dibuat nampak interaktif dan menarik, sehingga membentuk impresi yang meyakinkan target klien, dan hal itu dipahami sekaligus dimanfaatkan oleh pemilik domain.

Nah, pada kedua kasus ini maka secara garis besar, terdapat peran penting dalam aspek pengawasan pelayanan kesehatan oleh instansi terkait yang berkaitan layanan praktisi/ tenaga medis asing karena kesehatan adalah hajat publik.

Termasuk penegakan hukumnya, untuk pelaku semacam Klinik TongFang dan Metropole Hospital, karena ending yang umum adalah penutupan tanpa ada efek jera bagi pelaku, sehingga mati 1 lalu tumbuh 1.000, coba cek media massa di Televisi, koran, radio dan online penawaran serupa masih banyak.

Selanjutnya, kedewasaan, kebijakan dan kewaspadaan publik juga harus lebih sensitif untuk melihat keanehan, penawaran yang berlebihan tentu harus disikapi dengan hati-hati.

Kesehatan yang esensial diharapkan semua orang, kemudian diganjar dengan pelayanan fiktif dengan biaya selangit, namun hal itu nampak seperti dibiarkan tanpa ada upaya pendisiplinan secara hukum oleh aparatus terkait.

Kalau sudah begitu, maka kita harus lebih mawas diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun