Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Womenomics ala Jokowi dan Eight Wonders

29 Oktober 2014   22:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:15 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sentuhan wanita, nampaknya itu yang hendak dimulai dari keberadaan Eight Wonders disusunan kabinet kerja pemerintahan Jokowi. Keberadaan para menteri wanita dikabinet pemerintahan kali ini memang jauh lebih banyak dibandingkan dengan pemerintahan terdahulu.

Tidak berhenti disitu, posisi bidangkementerian yang dipegang pun beraneka ragam, diluar kelaziman pos kementerian wanita konvensional yang ditempatkan pada bidang diseputar masalah sosial., kesehatan dan peranan wanita itu sendiri.

Selama ini posisi wanita sebagai ibu lebih banyak berkonsentrasi diranah domestik rumah tangga, padahal kemampuan yang dimiliki bisa sungguh jauh dari yang dapat dibayangkan, keterkungkungan kodrati seringkali menjadi kendala meski pada dunia modern berbagai masalah domestik dikeluarga dapat diselesaikan secara damai dengan menjalani peran ganda.

Tentu saja, kabinet kali ini menjadi gantungan harapan bagi seluruh rakyat Indonesia yang menaruh harapan akan adanya angin perubahan kearah perbaikan. Figur wanita dan ibu sebagai simbolisasi penyangga kehidupan secara harmonis semoga bisa menjadi spirit kabinet kerja.

Bahwa seorang ibu yang bekerja memiliki peran ganda yang multitasking adalah anugerah yang berbeda dari pria. Kehalusan serta keluhuran sosok ibu harusnya dapat menjadi kemampuan secara softskill dalam pengelolaan tata kepemerintahan kali ini dengan penuh kasih sayang.

Sensitifitas yang tinggi dari Eight Wonders dalam kabinet Jokowi harus menjadi sebuah pembeda dari apa yang telah terjadi dimasa sebelumnya. Terlepas dari berbagai perdebatan tentang kapasitas, kompetensi dan persoalan latar belakang edukasi maka perpektif yang hendak dipahami adalah integritas harusnya menjadi ukuran utama.

Terbilang tidak sedikit pejabat dengan deretan gelar akademik yang panjang tersandung masalah hukum dan etika, bila sudah demikian apakah kita bisa melakukan komparasi yang sebanding? Kabinet kerja kali ini dengan sentuhan wanita yang luar biasa pada multi sektor harus diapresiasi.

Saat keterwakilan dalam kuantitas sudah berada dalam akomodasi yang lebih baik, maka performa unjuk kinerja yang harus dibuktikan secara riil dari keberadaan menteri perempuan dikabinet kerja haru setara bahkan bila memungkinkan superior dibanding rekan anggota kabinet lain.

Dengan demikian, maka kita akan secara konkret melihat jerih payah Kartini melalui kumpulan surat berlabel “Habis Gelap Terbitlah Terang” itu menjadi sebuah kenyataan, dan terang yang dipancarkan tersebut menjadi pengusir kegelapan dinegara yang sudah jumud dengan segala kekotoran ini.

Eight Wonders dan Womenomics

Gagasan tentang Womenomics sudah diperkenalkan oleh Goldman Sachs yang secara sederhana dapat diartikan sebagai kontribusi pergerakan roda perekonomian yang ditentukan oleh kemampuan wanita dalam melakukan pengelolaan ekonomi domestik mulai dari bekerja, menghasilkan uang, konsumsi hingga berinvestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun