Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Berkomunikasi Melalui Karakter Anda

15 Desember 2014   21:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:15 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14186427701600911493

[caption id="attachment_382836" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi (Foto: Kompas.com)"][/caption]

Dunia justru memiliki beragam rasa karena perbedaan, dan keseragaman tentu membuat kondisi yang ada akan semakin kaku dan it's not funny anymore. Karena kita berbeda maka kita memiliki cakrawala yang luas dalam pemahaman akan sesuatu, namun bukan berarti berbeda kemudian ditekankan pada kondisi perbedaan secara alamiah, karena kita bisa membentuk komunikasi titik tengah.

Apa itu komunikasi titik tengah? Ini adalah pola komunikasi dengan mengedepankan pengertian akan karakter dari lawan berkomunikasi kita. Karakter adalah bagian dari internalisasi kebiasaan secara terus menerus dan menjadi perilaku keseharian. Hal ini jelas berbeda antara yang satu dengan yang lain, bauran dari kerangka kondisi sosial, ekonomi dan lokasi kedaerahan membangun format yang berbeda.

Sesungguhnya secara tidak langsung kita mampu merasakan, tipikal dari lawan bicara kita. Ingatlah bahwa komunikasi adalah proses yang terjadi secara interaktif dan dialogis antara parapihak yang terlibat didalam sebuah komunikasi dengan proses memberi dan menerima informasi. Pada kondisi tersebut, karakter seseorang dapat dengan mudah dikenali, terutama saat berada dalam limit target.

Kita kemudian dapat membagi karakter manusia dalam 4 karakter spesifik, yakni si Kalem (memiliki sifat layaknya St Bernard Dog), Pemarah (tipikal keras dan kejam tidak ubah bak Lion), Pemikir (licin dan berhitung seperti Fox), Penggembira (selalu memiliki motivasi yang menyenangkan as Monkey), dan asosiasi berbuntut nama binatang hanya menjadi komparasi sifat, tanpa tendensi tertentu.

Bagi si Kalem, kehidupan ini adalah soal kemampuan memberi supporting, sehingga persahabatan adalah hal yang penting, dan kemampuan kita untuk berempati serta memahami perasaan orang lain merupakan bagian dari kerangka bersosialisasi. Tipikal yang dimiliki si Kalem adalah penurut, mudah percaya dan tidak sulit membangun komunikasi, sekaligus paling gampang dikelabuhi.

Sementara itu, bagi si Pemarah, segala sesuatu dipermukaan bumi ini adalah soal keteraturan dan kontrol ketat atas peraturan, pelanggaran kecil membuat tidak bisa tertidur, kesalahan yang tidak sengaja menjadi tidak termaafkan, bahkan proses menjadi tidak penting dibandingkan hasil, oleh sebab itu kelompok berkarakter si Pemarah memang tampak dominan cenderung memaksa.

Disisi lain, ada pula si Pemikir, yang mencoba mengurai dunia melalui alat ukur pada sebuah analisa dan pemikiran yang dimilikinya, sehingga kerangka logika berpikir menjadi penting bagi tipe lawan bicara seperti si Pemikir, mereka terorganisir secara baik, khususnya dalam data penyerta, mampu mandiri dan bertindak secara sistematik, problemnya cendeerung individualis meski kritis.

Sedangkan bagi si Pengembira, nilai karakter yang dimilikinya adalah easy going, tampak seperti bermain meski sesungguhnya sedang serius dalam mengerjakan sesuatu hal, serta selalu tampak energik dan menampilkan aura optimis. Namun si Penggembira seringkali akan bertindak sesuka hatinya, tampak meremehkan dan tidak serius dalam melaksanakan pekerjaannya.

Nah, kini kita telah memahami siapa saja kelompok partner diskusi kita yang masuk dalam kelompok kriteria sesuai dengan pembagian diatas, maka hendaklah kita mengetahui bagaimana hendaknya untuk bersikap agar terbangun kesepahaman yang sama untuk mencapai tujuan akhir. Jangan berlaku keras pada si Kalem, atau terlalu lembut pada si Pemarah, apalagi terlalu longgar dalam data saat berkomunikasi dengan si Pemikir, dus jangan berlaku tidak fleksible pada si Penggembira.

Selamat mempraktekkannya, salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun