Ada satu update status bagus di facebook dari Pak Mario Teguh yang saya baca dua hari lalu. Intinya adalah ketepatan kita bereaksi lebih penting daripada apa yang terjadi pada diri kita.
Benar sekali. Kita nggak bisa seratus persen menolakberbagai kejadian yang menimpa diri kita. Sudah berolahraga teratur, istirahat cukup dan makan yang bergizi, musim hujan ini kena batuk dan flu. Berangkat awal dari rumah, namun di jalan macet hingga terlambat sampai kantor. Berusaha membantu teman mengerjakan tugas, setelah selesai justru teman yang dapat pengakuan. Seolah-olah dia yang membuat membuat tugas itu.
Baca artikel menarik, ternyata isinya nggak nyambung dengan judulnya. Baca koran, lihat televisi malah banyak berita dan informasi negatip tentang negeri ini. Mulai korupsi, perkelahian warga, tawuran warga hingga kecelakaan kereta.
Kalau kita bereaksi negatif, pasti yang muncul rasa kesal, kecewa dan minimal mengeluh. Terus apa kejadiannya teratasi? Kalau kita kesal apa kemudian badan kita sembuh dari batuk dan flu? Setelah mengomel karena jalan macet apa lalu kita datang tepat waktu di kantor? Justru dengan kekesalan, kekecewaan itu akan mempengaruhi apa yang akan kita kerjakan selanjutnya.
Suasana hati yang masih belum pulih akan membuatkita tidak bisa enjoy dengan apa yang sedang dan akan kita lakukan selanjutnya. Seperti efek domino.
Terus gimana caranya supaya rasa kekesalan dan kekecewaan itu tak berkepanjangan? Tetap berusaha berpikir dan bertindak positip. Stop kekesalan dan kekecewaan setelah kejadian yang nggak enak itu menimpa kita. Belum tentu selanjutnya kita akan mengalami kejadian yang tak mengenakkan lagi.
Meski kejadian berikutnya lebih baik, kalau suasana hati kita masih terbawa dengan kejadian sebelumnya, semuanya akan terasa nggak nyaman.
Kesal, marah dan kecewa suatu hal yang manusiawi. Tapi jangan biarkan perasaan itu berkepanjangan. Secukupnya saja. Semua ada batas waktunya. Dan diri kita yang menentukan apakah perasaan negatif itu akan cepat pergi atau terus berada dalam hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H