Mohon tunggu...
Yudhi Hendro
Yudhi Hendro Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang suami dan ayah dari empat orang anak. Bekerja di salah satu perusahaan swasta di Kalimantan. Mengelola blog pribadi : yudhihendros@wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mudahnya Memantau Seleksi Siswa Baru SMP dan SMA

21 Juli 2013   09:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:15 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Juli ini tak hanya indentik dengan bulan berlibur, tapi juga bulan pendaftaran anak sekolah. Bulan di mana anak-anak harus daftar ulang untuk yang naik kelas, juga daftar dan cari sekolah baru untuk yang sudah lulus.

Kalau sudah urusan daftar sekolah baru, nggak cuma anak-anak yang sibuk. Orangtuanya pun ikut sibuk. Mulai mengambil berkas pendaftaran di sekolah asal, menemani anak-anak mendaftar di sekolah baru, termasuk menanti dengan harap-harap cemas hasil seleksi dan penerimaan murid baru.

Seperti yang dialami oleh ibunya Nadia dan Aysha awal bulan Juli ini. Karena ada dua anak yang lulus sekolah dan melanjutkan ke SMP dan SMA.

Kesibukan pun dimulai tanggal 1 Juli yang lalu. Setelah menyiapkan berkas milik Nadia dan menyerahkan ke panitia di SMA 1, besoknya dilanjutkan lagi menyerahkan berkas ke SMP 3 untuk mendaftarkan Aysha.

Itu belum termasuk daftar ulang dua anak cowok, Andra dan Nabil yang naik kelas tiga dan kelas dua. Saya memang harus banyak-banyak berterima kasih sama ibunya anak-anak, karena nggak bisa ikut menemani. Dari tempat kerja, saya cuma bisa diskusi via telepon dengannya dan memantau hasil seleksi penerimaan siswa baru via internet.

Meski jauh di mata, tiap hari perkembangan hasil seleksi siswa baru tetap bisa saya monitor lewat komputer. Kok bisa? Inilah manfaat teknologi informasi. Dengan fasilitas internet, Dinas Pendidikan Kota Pontianak selama tiga tahun ajaran ini telah menerapkan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online, klik di sini.

Sistem online ini tak hanya menbantu siswa dalam proses pendaftarnan dan hasil seleksi, tapi juga bermanfaat bagi orangtua.

Siswa tak harus datang dan mendaftar di sekolah yang menjadi pilihan pertama karena lokasinya jauh dari rumah. Dia bisa daftar di sekolah terdekat meskipun sekolah tersebut dicantumkan sebagai pilihan kedua atau ketiga. Sebagai informasi, setiap siswa diberikan kesempatan mengisi nama SMP atau SMA yang diinginkan, mulai pilihan pertama sampai pilihan kelima.

Waktu itu, dengan NEM 33,2, Nadia coba-coba untuk memilih SMA 1 sebagai pilihan perrtama. Pilihan keduanya SMA 3, dilanjutkan dengan SMA 7 sebagai pilihan ketiga, pilihan keempat SMA 2 dan terakhir SMA 4.

Pertimbangannya, lokasi SMA 1 ini tetanggaan dengan SMP 3, sekolah tempat Aysha mendaftar. Jadi harapannya, kalau Nadia diterima di SMA 1 dan Aysha masuk SMP 3, waktu antar jemput nggak perlu mutar-mutar. Hemat BBM dan juga waktu.

Hari pertama sampai keempat, posisi Nadia masih bertahan di daftar siswa yang diterima di SMA 1. Namun pada hari kelima, namanya terlempar ke pilihan kedua, SMA 3, karena NEM terendah yang diterima di SMA 1 adalah 33,3. Bedanya tipis banget dengan NEM Nadia, cuma 0,1. Itupun di SMA 3 posisinya sudah berada di urutan 157 dari 213 siswa yang diterima.

Selidik punya selidik, rupanya beberapa siswa yang NEMnya di atas Nadia baru mendaftar dan memilih SMA 1 sebagai pilihan pertama pada hari-hari terakhir.

Beda dengan adiknya, Aysha. Karena NEMnya termasuk lumayan, 28,2, peluang diterima di sekolah pilihan pertama sangat besar. Terbukti, mulai hari ketiga sampai hari ini jam 09:37:48, namanya semantara masih tercantum di urutan 31 dari 252 siswa yang diterima SMP 3. Kemungkinan untuk terlempar ke sekolah yang menjadi pilihan kedua kecil, karena hari ini adalah hari terakhir seleksi penerimaan murid baru.

Dari internet, saya juga tahu kalau pengumuman resmi penerimaan siswa baru akan diumumkan pada hari Senin (8/7) jam 10.00, di sekolah di mana siswa tersebut diterima. Pengumuman tersebut ditandatangani Kepala Sekolah dan ditandai dengan cap basah sekolah.

Penerimaan siswa secara online ini sangat membantu orangtua. Saya dan istri nggak perlu datang ke sekolah untuk tahu posisi terakhir Nadia dan Aysha. Cukup buka laptop dan internet di kantor atau di rumah.

Meski saya nggak ikut menemani waktu pendaftaran, tapi setiap hari pergerakan nomor urut anak-anak saya amati, khususnya Nadia. Hari ini posisinya apa masih di SMA pilihan pertama? Besok posisinya apakah sudah melorot ke pilihan kedua? Benar-benar penasaran, juga bikin hati berdebar-debar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun