Aku yang masih termangu di sini
Di labirin sepi manusia yang penuh sesak kebisingan
Aku yang masih membisu
Merenungi sejauh ini aku mengasihani diriku sendiri
Yang merentangkan harapan
Di pucuk-pucuk nestapa aku mengiba
Yang melambungkan ikhtiarku, setinggi langit
Dan kaki yang menghujam dalam, memapah ku terhuyung
Aku yang mencintaimu masih enggan beranjak
Seberat itu aku mempertahankan takdirku sendiri
Menemanimu hingga ke ujung lorong gelap
Kau hilang di telan gulita
Entah kemana aku mencari
Tapak kaki terakhirmu masih kutunggu, berharap kau datang menghampiri
Memeluk erat dan meminta maaf
Meskipun badai, debu dan angin perlahan menghapus jejak itu
Menunggu takdir mengembalikan mu dalam tengadah
Doa-doa panjang menjelma karang
Yang keras kepala menunggumu
Aku penadah kasihmu hingga detik-detik nyawa ini tiada.
Natuna, 20 November 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI