Mohon tunggu...
Yudhianto Mazdean
Yudhianto Mazdean Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dua buku Puisi Menelaah Sepi dan Sehimpun Puisi Radius

Hei, kenalin Aku Yudhi, tinggal di Natuna. Menulis dua buku puisi dan beberapa buku antologi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penadah Kasih

6 Desember 2024   15:38 Diperbarui: 9 Desember 2024   21:25 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku yang masih termangu di sini

Di labirin sepi manusia yang penuh sesak kebisingan

Aku yang masih membisu

Merenungi sejauh ini aku mengasihani diriku sendiri

Yang merentangkan harapan
Di pucuk-pucuk nestapa aku mengiba
Yang melambungkan ikhtiarku, setinggi langit
Dan kaki yang menghujam dalam, memapah ku terhuyung

Aku yang mencintaimu masih enggan beranjak
Seberat itu aku mempertahankan takdirku sendiri
Menemanimu hingga ke ujung lorong gelap
Kau hilang di telan gulita

Entah kemana aku mencari
Tapak kaki terakhirmu masih kutunggu, berharap kau datang menghampiri
Memeluk erat dan meminta maaf
Meskipun badai, debu dan angin perlahan menghapus jejak itu

Menunggu takdir mengembalikan mu dalam tengadah
Doa-doa panjang menjelma karang
Yang keras kepala menunggumu
Aku penadah kasihmu hingga detik-detik nyawa ini tiada.

Natuna, 20 November 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun