"Tugas saya mengambil sampah di rumah warga pagi hingga siang, kemudian membantu teman-teman yang lain untuk menyortir. Kalau sudah selesai semua ikut bantu mengolah sampah yang organik jadi kompos." ujar bapak satu anak ini.
Menurut Abidin TPST turut membawa perubahan bagi desa Karangrejo terutama dalam hal sampah. Selain itu dia merasa senang karena menjadi jalan rejekinya bisa bekerja di TPST.
"Ternyata sampah bisa jadi duit. Dulu sih ndak kepikiran. Sampah kalau diolah segala macam bisa jadi duit dan muter buat bangun desa bermanfaat buat warga. Dulu sih sampah ya dibakar," ujarnya.
Rini Sumiyati, salah satu warga pengguna jasa TPST 3R Karangrejo Bersatu, mengatakan senang dengan adanya TPST di desa Karangrejo. Menurutnya, dengan adanya TPST, warga tidak perlu lagi membakar sampah di sekitar rumah.
"Senang dengan adanya TPST di desa Karangrejo. Dengan begitu tidak perlu lagi bakar sampah atau membuang sampah rumah tangga ke TPA yang jaraknya sangat jauh dari rumah. Kalau dibakar ya sekarang banyak tetangga protes karena jemurannya jadi bau asap," ujar pensiunan guru ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H