Serie A, salah satu liga top di dunia, menjadi pusat perhatian karena rencana pengurangan pesertanya dari 20 tim menjadi 18 tim. Polemik dan kontroversi timbul di kalangan pecinta sepak bola, dengan sebagian mendukung dan sebagian lainnya mempertanyakan keputusan tersebut. Pertanyaan muncul: Mengapa ide ini muncul, dan siapa yang pertama kali mengusulkannya?
Usulan Pertama oleh Gabriele Gravina
Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, adalah tokoh pertama yang mengusulkan pengurangan peserta Serie A menjadi 18 tim. Dalam wawancara dengan Radio 1, Gravina menyampaikan bahwa rencana ini memiliki potensi untuk memperbaiki kompetisi dengan berbagai pertimbangan yang telah dipertimbangkan. Namun, ide ini sejatinya bukan sepenuhnya berasal dari Gravina, melainkan mendapat dukungan awal dari tim-tim raksasa seperti AC Milan, Juventus, Inter, dan AS Roma.
Dukungan dari Tim Raksasa
Keempat tim besar Serie A, yaitu AC Milan, Juventus, Inter, dan AS Roma, menjadi pendorong utama dalam menggalang ide pengurangan peserta. Alasan yang mereka kemukakan adalah melindungi klub dan pemain dari tekanan jadwal yang padat. CEO Inter, Beppe Marotta, setuju bahwa pengurangan tim akan memberikan keuntungan terutama bagi klub besar yang berkompetisi di tingkat Eropa. Terlebih lagi, perubahan format Liga Champions mulai musim 2024-2025 menjadi dasar tambahan untuk mengusulkan pengurangan peserta Serie A.
Polemik di Kalangan Klub Kecil
Namun, usulan ini tidak sepenuhnya mendapat dukungan. Presiden Torino, Urbano Cairo, menentang keras usulan tersebut. Menurutnya, tim-tim kecil akan menjadi korban utama dengan kehilangan kesempatan bermain di kasta tertinggi. Cairno menilai bahwa pemotongan peserta hanya akan mematikan kesempatan bagi tim-tim kecil untuk bersaing dan berkembang.
Orientasi Ekonomi dan Alternatif Baru
Presiden Serie A, Paolo Dal Pino, mendukung pengurangan peserta dengan memandang bobot ekonomi sebagai gantinya. Ia mendorong FIGC untuk merumuskan model baru yang dapat menyerupai Premier League. Dengan orientasi ekonomi ini, diharapkan Liga Serie A dapat menjadi lebih kompetitif dan menarik perhatian.
Sejarah Usulan Pengurangan Peserta
Ternyata, ide untuk mengurangi peserta Serie A bukanlah sesuatu yang baru. Sebelum Gravina, pada tahun 2016, Presiden FIGC saat itu, Carlo Tavecchio, sudah mengusulkan hal serupa. Alasannya adalah untuk menutupi kesenjangan dengan liga top seperti Premier League dan La Liga, terutama di panggung kontinental.
Kritik Terhadap Usulan
Walaupun ide pengurangan peserta Serie A telah resmi ditolak, kritik masih mengemuka. Tim-tim raksasa dan otoritas liga mencoba untuk menemukan alternatif baru yang dapat memenuhi kebutuhan semua pihak. Diskusi lebih lanjut dijadwalkan pada rapat umum pada 11 Maret mendatang.
Meski usulan pengurangan peserta Serie A mengejutkan, perlu dipertimbangkan dengan cermat. Mengingat perubahan format Liga Champions dan tuntutan jadwal yang meningkat, Serie A harus menemukan keseimbangan yang tepat agar tetap kompetitif di tingkat domestik dan internasional. Sejarah perubahan format dan pengalaman masa lalu menjadi landasan penting untuk membentuk masa depan kompetisi Serie A.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H