Mohon tunggu...
Yudha Yanesa
Yudha Yanesa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kisah Kelam FC Schalke 04 dari Kekuatan Bundesliga Menuju Ancaman Degradasi dan Kebangkrutan

9 Februari 2024   14:35 Diperbarui: 9 Februari 2024   14:43 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pada tanggal 5 Mei 2023, FC Schalke 04 meraih kemenangan terakhirnya di Bundesliga, menaklukkan FC Mainz dengan skor tipis 3-2. Namun, peraih tujuh gelar Bundesliga itu kini menemui masa sulit di papan bawah klasemen dan harus menghadapi ancaman degradasi ke Divisi 3.

Pertempuran melawan ARB Leipzig di akhir musim sebelumnya menjadi pukulan telak bagi Schalke, menyebabkan mereka terdegradasi ke divisi bawah. Saat ini, Schalke berada di peringkat 14 dan menghadapi risiko turun ke Divisi 3, bahkan berpotensi menghadapi pembubaran.Ini merupakan ironi bagi Schalke, yang pada masa lalu pernah menjadi kekuatan Bundesliga. Setelah mendominasi pada tahun 1933-1945, Schalke menjalani transformasi menjadi kekuatan Jerman pada periode 1963-2000. Puncak kejayaan kembali terjadi pada tahun 2000-an dengan berbagai prestasi di Bundesliga dan kompetisi Eropa.

Namun, keputusan manajemen yang kurang bijak terkait transfer pemain menjadi pemicu keterpurukan. Antara tahun 2016-2020, Schalke melepas sejumlah pemain kunci tanpa mendapatkan pendapatan yang signifikan. Investasi besar dalam beberapa pemain baru seperti Breel Embolo juga tidak memberikan hasil yang diharapkan.

Krisis finansial semakin meluas ketika pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2020, memperburuk situasi ekonomi global. Schalke, yang sudah dalam kondisi sulit, juga terkena dampaknya. Manajemen yang tidak efektif, diikuti invasi Rusia ke Ukraina pada awal tahun 2022, membuat sponsor utama, Gazprom, harus dicopot.

Degradasi ke Divisi 3 menjadi ancaman serius bagi Schalke, terutama dengan situasi keuangan yang memburuk. Utang mencapai 166 juta Euro sementara pendapatan hanya sekitar 157 juta Euro pada tahun 2022. Keputusan yang kurang bijak dalam mengelola klub membuat defisit keuntungan dan kerugian Schalke mencapai 211,5 juta Euro selama periode 2015-2022.

Upaya untuk tetap bertahan di Bundesliga tampaknya menjadi fokus utama bagi Schalke, namun performa tim di atas lapangan terus mengecewakan. Pelatih Karel Černý dan kurangnya identitas permainan menjadi kendala utama, memperparah situasi tim yang terancam degradasi.

Schalke sekarang menghadapi tantangan besar untuk keluar dari keterpurukan dan menghindari degradasi yang bisa berakibat pada pembubaran klub. Basis penggemar terbesar kedua di Jerman kini harus menyaksikan tim kesayangan mereka terperosok dalam kenestapaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun