Mohon tunggu...
Yudha Yanesa
Yudha Yanesa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kontroversi penghargaan FIFA Best Football Awards 2023 Untuk Messi

20 Januari 2024   09:03 Diperbarui: 20 Januari 2024   09:21 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
his five Ballons d’Or. Photograph: Simon Hofmann - FIFA/FIFA via Getty Images 

Pada penghargaan FIFA Best Football Awards 2023, Lionel Messi kembali menyandang gelar sebagai pemain terbaik dunia, meskipun tidak tanpa kontroversi. Meski berhasil mengalahkan dua kandidat kuat, Erling Håland dan Kylian Mbappé, penghargaan ini menuai perdebatan karena Messi memiliki perolehan suara yang sama dengan Håland.

Penentuan tiga kandidat bintang dunia dilakukan oleh FIFA, di mana Messi, Håland, dan Mbappé terpilih. Messi, meski telah memenangkan Piala Dunia 2022 bersama Argentina dan membantu PSG meraih gelar juara Ligue 1 musim 2022-2023, mendapat kritik dari beberapa media, termasuk Sports Gida. Media tersebut berpendapat bahwa Messi tidak layak masuk dalam kandidat, menyebut bahwa pencapaian Piala Dunia 2022 tidak seharusnya menjadi pertimbangan utama, seperti yang terjadi pada edisi sebelumnya yang melibatkan Mbappé dan Håland.

Håland, yang meraih treble winner bersama Manchester City, dan Mbappé, top scorer Ligue 1 musim lalu, dianggap memiliki prestasi yang lebih cemerlang. Kritik juga tertuju pada penurunan performa Messi sepanjang 2023, terutama setelah kepindahannya ke Inter Miami di Liga MLS. Meski menjadi top scorer dengan 11 gol dari 14 pertandingan dan membantu Inter Miami meraih gelar Piala Liga Amerika Serikat, banyak yang menilai bahwa MLS bukanlah liga yang sebanding dengan kompetisi top Eropa.

Meski Messi harus terlempar dari persaingan liga-liga terbaik dunia, ia berhasil memenangkan penghargaan FIFA Best Football Awards. Kontroversi muncul ketika perolehan suara Messi dan HÃ¥land sama, masing-masing dengan 48 poin. Proses voting terdiri dari suara pelatih tim nasional, kapten klub, jurnalis, dan pemungutan suara terbuka untuk publik. Messi berhasil mendominasi suara dari kapten dan publik, membuatnya keluar sebagai pemenang.

Kritikan terhadap penghargaan ini datang dari beberapa pundit, seperti Steve Nicol dan Nedum Onuha, yang merasa bahwa Messi tidak layak berada dalam tiga besar nominasi. Onuha bahkan menyebut kemenangan Messi sebagai sesuatu yang aneh, menyatakan bahwa Håland dan Mbappé lebih layak.

Meski begitu, Messi berhasil mengungguli Cristiano Ronaldo, menjadi pemain tertua yang memenangkan penghargaan pemain terbaik FIFA pada usia 36 tahun. Messi kini telah mengoleksi delapan Ballon d'Or dan tiga kali pemain terbaik FIFA, sementara Ronaldo hanya memiliki lima Ballon d'Or dan dua kali pemain terbaik FIFA.

Kontroversi ini menjadi pembahasan hangat di dunia sepakbola, memunculkan pertanyaan seputar kriteria penilaian dan apakah Messi benar-benar layak memenangkan gelar ini dibandingkan dengan Håland dan Mbappé.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun