Mohon tunggu...
Yudha Tito Saputra
Yudha Tito Saputra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

hitam, pekat, namun kadang terlalu kuat dalam jernihnya air… kerikil tajam, bukan timbunan kopi yang rapuh…

Selanjutnya

Tutup

Puisi

SENJA

28 Desember 2012   17:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:53 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sudahlah, kita tak sama… bukan permusuhan yang kucari… aku menghargai hadirnya nafasmu pernah dalam dekapku… ya, itu dahulu… namun itu telah hancur… aku tak ingin terulang…

duhai angin, pergilah… ceritakan kepada dunia tentang senandung rindumu… ini hanya pertikaian batin yang tak usai jika hanya dibiarkan menggantung di awang hidup mu dan aku…
kelak kau akan tahu bahwa hidup hanyalah senandung kecil datang dan pergi, hanya hati kasih sejati yang dapat menjadikannya sebagai sajak abadi…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun