Dekade akhir 70an sampai awal 90an menjadi periode emas bagi pembalap-pembalap Amerika di lintasan Motogp.
Waktu itu masih bernama GP500, pembalap Amerika mendominasi kejuaraan karena kemampuan menggeser ban belakang mereka yang superior.
Nama-nama terkenal lalu muncul seperti Kenny Roberts, Freddie Spencer, Randy Mamola, Eddie Lawson, Wayne Rainey dan Kevin Schwantz.
Dari nama-nama diatas mungkin nama Eddie Lawson menjadi yang kurang diingat. Padahal Eddie Lawson mampu menjadi juara dunia empat kali di GP500 dengan dua merek motor yang berbeda.
Dia menjadi pembalap Amerika dengan gelar terbanyak dan paling cepat dilintasan. Terus kenapa dia bisa kurang diingat?
Gaya Balap yang Biasa Saja
Era GP500 pada saat itu adalah salah satu era paling keras di sejarah Motogp. Motor-motor GP500 tahun 80an adalah motor-motor yang terkenal sulit dijinakkan, salah melakukan akselerasi pembalap akan terbanting dari motor.
Mesin-mesin ganas ini menciptakan pertunjukan yang hebat di lintasan. Banyak pembalap berusaha sekuat mungkin untuk bertahan diatas motor.
Kenny Roberts memperkenalkan teknik knee down untuk pertama kali pada tahun 1978 dan banyak diikuti orang.
Gaya balap Freddie Spencer yang halus namun tajam menghipnotis penonton dengan alunan ban belakang yang indah, Randy Mamola yang pure cowboy memberikan sensasi asik untuk menonton.
Bahkan Wayne Gardner dari Australia menjadi pahlawan karena berani membawa Honda NSR500 generasi awal yang dikenal sebagai perusak karir balap.
Sementara Eddie Lawson tidak punya gaya balap yang mencolok daripada pembalap lain pada masa itu. Karena itu orang-orang mungkin lupa seberapa bagus Eddie Lawson di lintasan.
Eddie Lawson terkenal dengan gaya balapnya yang perhitungan dan tidak terlalu mengambil banyak resiko. Banyak yang sampai membandingkan gaya balap Eddie Lawson dengan jorge Lorenzo di Motogp modern.
Eddie cenderung bermain aman dengan menghemat ban dan teliti dalam menyalip pembalap-pembalap lain di lintasan.
Gaya balap tidak mencolok ini terbukti mampu membawa Eddie menjadi juara dunia sebanyak empat kali yakni pada tahun 1984, 1986, 1988 dan 1989. Tiga kali dengan Yamaha dan sekali dengan Honda.
Karena gaya balap ini pula, Eddie mendapat nicknamenya di lintasan, Steady Eddie.
Punya banyak RivalÂ
Eddie Lawson terkenal punya banyak rival, rival-rivalnya juga bukan pembalap-pembalap sembarangan. Eddie pernah menjadi rekan setim Kenny Roberts, dia pernah melawan Freddie Spencer dan Randy Mamola.
Tapi kalau ada satu orang yang boleh dikatakan sebagai rival paling besar Eddie adalah Wayne Gardner dari Australia.
Wayne Gardner terkenal sebagai juara dunia kelas 500 (Motogp) pertama dari Australia. Gaya balapnya heroik dan terkenal dengan sliding-sliding besar yang sering dia lakukan.
Eddie Lawson melawan Wayne Gardner saat dua-duanya ada di masa puncak mereka. Eddie memenangkan sebagian besar perebutan juara melawan Gardner.
Eddie bisa menjadi juara empat kali sementara Gardner hanya sekali pada tahun 1987. Puncak rivalitas mereka terjadi pada tahun 1988, saat Eddie kembali memenangkan gelar yang tahun sebelumnya direbut Gardner.
Â
Bela Tiga Pabrikan, Juara di Dua Antaranya
Sepanjang karirnya, Eddie Lawson pernah membela tiga pabrikan, Yamaha, Honda dan Cagiva.
Secara gelar, Eddie paling banyak memenangkan gelar bersama Yamaha yakni sebanyak tiga kali di tahun 1984, 1986 dan 1988.
Sementara tahun 1989 Eddie Lawson memutuskan hengkang ke Honda dan berhasil menjadi juara dunia tahun itu.
Gelar tahun 1989 itu bisa dikatakan yang paling special bagi Eddie Lawson, karena gelar itu didapatkan dengan tim satelit.
Eddie Lawson memang mendapatkan dukungan sponsor dari Rothmans yang merupakan sponsor utama HRC waktu itu, tapi Eddie hanya tergabung di tim Kanemoto Honda milik enginer legendaris Erv Kanemoto.
Kolaborasi Honda dan Eddie ini lahir dari ulah Giacomo Agostini yang waktu itu merupakan manager tim Yamaha yang ingin memotong bayaran Eddie.
"Giacomo Agostini, manager dari tim Marlboro Yamaha yang memulai permainan itu, dia mulai berbicara sesuatu seperti 'Aku tidak tahu apa kami bisa membayarmu dengan jumlah yang sama seperti yang kami lakukan di tahun 1988' Aku tidak paham, aku baru saja memenangkan gelar ketiga ku dan itu tidak enak di dengar. Aku juga mendapati kalau Ago berbicara dengan Kevin Schwantz untuk kemungkinan membalap di Yamaha," Eddie Lawson menceritakan tentang perselisihannya dengan Giacomo Agostini (Dari GPone.com).
Karena muak dengan sikap Agostini itu, Eddie Lawson lalu memilih bertemu dengan Erv Kanemoto untuk membicarakan kemungkinan dirinya pindah ke Honda.
"Aku bertemu dengan Erv dan aku bilang ke dia aku butuh perubahan. Saat Marlboro menyadari kalau aku berbicara dengan Honda, mereka akhirnya menggandakan penawaran mereka, tapi sudah terlambat. Aku sebenarnya memotong gajiku sendiri untuk membalap bersama Honda," Lanjut Eddie Lawson. (Dari GPOne.com).
Di Honda, Eddie Lawson dibuat terkesan dengan etos kerja teknisi-teknisi Honda yang sangat berkerja keras.
"Musim itu (1989) ada 15 balapan dan aku dapat 13 chassis yang berbeda. Mereka selalu memberiku chassis baru setiap satu atau dua balapan," Ujar Eddie saat diwawancari oleh Motostarr Podcast.
Mengenai Honda NSR500, Eddie menyebutkan kalau motor itu memang punya engine yang lebih bertenaga dari Yamaha YZR500 tapi punya gearbox yang sangat jelek.
"Para teknisi Honda menanyaiku beberapa hal saat aku tiba di sana. Mereka memintaku membandingkan NSR500 dengan YZR500. Aku bilang, mesinnya lebih bertenaga tapi gearbox-nya seperti sampah jika dibandingkan dengan Yamaha. Mereka tampak sangat terkejut mendengar itu hahahaha," Kata Eddie (Dari Motorstarr podcast).
"Setelah tes itu mereka lalu bekerja dengan keras, tes selanjutnya mereka sudah membawakanku beragam gearbox baru dan semuanya luar biasa," Lanjut Eddie (Dari Motorstarr Podcast).
Terbukti, Honda dan Eddie bisa memenangkan gelar tahun 1988. Eddie mengalahkan dua pembalap baru yang lebih muda seperti Wayne Rainey, Kevin Schwantz dan Mick Doohan.
Sayang tahun 1989, Wayne Gardner cedera berat sehingga absen hampir sepanjang musim. Musim 1990, Yamaha yang kini dipegang Kenny Roberts mantan rekan setim Eddie menarik kembali Eddie ke Yamaha.
Namun pada balapan pertama musim 1990, Eddie mengalami kecelakaan hebat dan kini giliran dia yang harus absen hampir sepanjang musim.
Meskipun begitu, Eddie masih mampu finish di posisi tujuh klasemen dengan memperoleh enam podium dari delapan balapan yang dia ikuti.
Tahun 1991, Eddie memutuskan pindah ke Cagiva karena Yamaha kini memfokuskan diri mendukung Wayne Rainey yang lebih muda.
Eddie lalu mendapatkan kemenangan terakhirnya pada seri Hungaria 1992 dengan Cagiva GP500 yang inferior. Sesudah itu Eddie Lawson bersama dengan Wayne Gardner memutuskan pensiun dari kejuaraan balap motor.
Eddie Lawson berhasil mengumpulkan 31 kemenangan dengan 78 podium dari 127 balapan. Menjadi pembalap Amerika paling sukses secara statistic dan secara gelar di sejarah Motogp.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI