World Supersport 300 kembali menelan korban, kali ini pembalap Belanda Victor Steeman harus tutup usia akibat kecelakaan yang terjadi di race 1 Portimau Portugal 9 Oktober 2022 lalu.
Tahun lalu Dean Vinales juga menutup usia pada kejuaraan yang baru diselenggarakan sejak tahun 2017 tahun itu.
Banyak pihak yang kemudian vocal untuk menutup kelas WSSP 300 karena faktor keselamatan yang minim di kelas yang ekstrem itu, pembalap kelas Motogp Maverick Vinales menjadi salah satu yang paling vocal.
Vinales bahkan sampai menyebut kalau WSSP 300 adalah kelas yang tidak berguna, wajar Vinales emosional, pasalnya sepupunya juga menjadi korban WSSP 300 tahun lalu.
Namun jikalau WSSP 300 ditutup dan tanpa memiliki kelas pengganti yang matang juga nanti menjadi masalah lain lagi.
Ada beberapa alasan mengapa kelas WSSP 300 bukan "Kelas yang tidak beguna" dan mengapa kelas ini jangan ditutup.
Menjadi Kesempatan Pembalap Indonesia unjuk Gigi
Kelas WSSP 300 mempunyai sistem regulasi yang serupa dengan kejuaraan induknya yakni World Superbike Championship yang mana kelas ini mempertandingkan motor produksi massal.
Motor-motor yang bertanding di WSSP 300 adalah motor-motor produksi massal dengan kapasitas mesin 300-500cc. Kapasitas mesin ini dikompesasikan dengan jumlah silinder mesin atau limiter putaran mesin.
Musim 2022 ini dihiasi oleh tiga pabrikan yakni Yamaha, Kawasaki dan KTM. Yamaha menggunakan YZF R3, Kawasaki dengan Ninja 400 dan KTM dengan RC390R.
Sudah menjadi rahasia umum kalau di kelas ini pembalap Indonesia bisa unjuk gigi menunjukan kualitasnya dipanggung dunia.
Galang Hendra jadi yang paling mentereng dengan mengoleksi 2 kemenangan dalam tiga musim. Sementara nama-nama lain seperti Imanuel Putra Pratna mampu menorehkan Pole Position dan fastest lap walau belum dapat menjangkau podium.
Terbaru ada Aldi Satya Mahendra yang bisa menembus enam besar WSSP 300 Catalunya tahun ini.Â
Pembalap yang musim ini berkompetisi penuh di Asia Road Racing Championship (ARRC) itu mendapatkan kesempatan Wild Card pada WSSP 300 seri Catalunya yang lalu.Â
Kelas ini adalah kelas internasional yang bisa menjadi jembatan pembalap-pembalap Indonesia menembus kelas-kelas yang lebih tinggi.
Biaya Kompetisi yang MurahÂ
Jika dibandingkan dengan kategori capung lain seperti Moto 3 yang ada di bawah Motogp, WSSP 300 jauh lebih murah dalam hal biaya.
Pasalnya satu musim Moto 3 memerlukan biaya setidaknya 300.000 Euro atau sekitar Rp 5 Milyar untuk satu musim balap. Biaya itu sama dengan kelas WSSP 600, kelas di atas WSSP 300.
Kalau dikira-kira, biaya membalap di WSSP 300 mungkin bisa setengah dari biaya membalap di Moto 3. Ini tidak terlepas dari motor yang digunakan di WSSP 300 jauh lebih murah dan memiliki seri yang lebih sedikit daripada Moto3.
Dengan biaya yang lebih murah, akan ada lebih banyak kesempatan bagi tim atau pembalap yang memiliki dana terbatas untuk berkompetisi di sana.
Maka akan lebih banyak talenta-talenta baru yang muncul dan dapat diproyeksikan ke kelas yang lebih tinggi.
Apa yang Bisa WSSP 300 Lakukan untuk Bertahan
Â
Pertama adalah perkuat safety balapan, hal ini bisa dilakukan dengan melakukan dua hal. Memperbaiki standar rem dan mengurangi jumlah maksimal pembalap.
Kelas WSSP 300 memiliki banyak sekali pembalap yang berkompetisi di dalamnya. Musim 2022 ini ada 51 pembalap yang berkompetisi termasuk pembalap wild card dan subtitusi.
Memang kelas WSSP 300 dibuat untuk menyaring banyak pembalap, namun dengan jumlah pembalap yang semasif itu, kemungkinan kecelakaan lebih besar terjadi.
Kemudian rem, ini juga jadi hal yang disoroti oleh Maverick Vinales. Rem di WSSP 300 dinilai memiliki cengkraman yang kurang baik untuk menghentikan laju motor.
Motor WSSP 300 memiliki top speed yang tidak terlalu tinggi yakni berkisar hanya pada angka 180-190 Km/Jam saja. Jauh jika dibandingkan Moto 3 atau Talent Cup.
Dengan Top Speed yang hanya sebatas angka 100 km/jam itu pembalap menempel satu sama lain menggunakan motor yang bobotnya hampir setara dengan bobot kelas Motogp.
Sehingga jika satu jatuh, pembalap dibelakangnya tidak punya waktu cukup untuk bereaksi. Rem yang lebih mumpuni akan membuat setidaknya pembalap bisa memperhalus benturan dengan kecepatan yang lebih pelan.
Rem yang lebih mumpuni untuk menghentikan laju motor juga bisa membantu pembalap mengendalikan motor lebih baik sehingga bisa melaju lebih cepat dan menciptakan celah aman.
Terakhir, WSSP 300 adalah kelas yang luar biasa, bukan kategori tidak berguna seperti banyak orang bilang.
Kategori ini memberi kita juara dunia perempuan pertama sepanjang sejarah, memberi kesempatan Indonesia Raya dikumandangkan di kejuaraan dunia balap motor dan menyaring banyak talenta-talenta yang kurang beruntung untuk masuk kategori lain.
Â