Saat Kawasaki ninja ZX25R resmi dirilis banyak terjadi perdebatan. Apakah Kawasaki Ninja ZX25R termasuk motor gede atau bukan?
Perdebatan ini terjadi karena ZX25R menghidupkan kembali satu segmen motor yang sudah lama mati, yakni 250cc empat silinder. Motor terakhir yang diproduksi untuk kelas ini adalah Honda CBR250RR "MC22" atau lebih dikenal dengan nama "Baby Fireblade" pada tahun 1999. Honda CBR250RR "MC22" pun tidak pernah dirilis resmi untuk Indonesia. Maka tak heran kalau Kawasaki ZX25R mendapatkan antusiasme yang sangat tinggi dari pecinta roda dua tanah air.
Jika dilihat dari kapasistas mesin yang hanya 250cc tentu membuat ZX25R tidak termasuk kedalam kelas moge, namun jika melihat jumlah silinder mesin yang dimiliki maka ZX25R memiliki jumlah silinder mesin yang lazim dimiliki oleh moge yakni empat silinder.
Sebenarnya jawabannya sudah jelas, bahwa Kawasaki Ninja ZX25R bukan termasuk motor gede. Namun dari perdebatan ZX25R muncul sebuah pertanyaan lain, sebenarnya apa pengaruh kapasitas kubikasi mesin dan jumlah silinder yang dimilikinya terhadap peforma sebuah motor?
Beda Karakteristik Jumlah Silinder
Penjelasan mudahnya adalah semakin sedikit jumlah silinder mesin maka akan semakin bagus torsi sebuah motor.
Itulah mengapa motor-motor dibawah 300cc biasanya hanya memiliki satu sampai dua silinder mesin. Karena diasumsikan bahwa motor berkapasitas kecil dipakai untuk wilayah dalam kota yang akan banyak menjumpai kemacetan. Sehingga untuk nyaman dipakai bermanuver stop and go, motor berkapasitas kecil dirancang untuk kuat di sektor torsi yang bisa didapat dengan mengaplikasikan silinder tunggal sampai dua silinder mesin.
Berbeda cerita dengan motor berkapasitas besar yang lebih sering dipakai untuk perjalanan jarak jauh atau kompetisi balap. Motor-motor tersebut dituntut untuk lebih mementingkan tingkat kecepatan daripada torsi. Sehingga motor-motor tersebut dirancang untuk memiliki jumlah silinder yang lebih banyak untuk memaksimalkan peforma dan mendapatkan kecepatan puncak lebih cepat.
Salah satu motor balap 1000cc tersukses dengan jumlah silinder terbanyak adalah Honda RC211V di kelas MotoGP. Honda RC211V memiliki lima silinder mesin dengan mengusung bentuk mesin V5 berkapasistas 990cc. Berkompetisi dari tahun 2002 sampai dengan 2006, Honda RC211V terbukti digdaya di kelas Motogp dengan hanya sekali kalah di klasemen pabrikan pada tahun 2005. Dengan jumlah silinder mesin sebanyak itu maka sangat cepat untuk RC211V meraih top speed tercepatnya, walau harus mengorbankan torsi di awal balapan.
Sementara motor balap 1000cc tersukses dengan jumlah silinder tersedikit adalah Ducati 916 yang meraih gelar juara pabrikan World Superbike sebanyak empat kali diperiode 90an. Ducati 916 memiliki dua silinder mesin dengan bentuk mesin V Twin berkapasitas 916cc. Dengan jumlah silinder yang lebih sedikit dari kompetitornya saat itu, Ducati dapat mengungguli pesaingnnya di awal balapan dengan torsi awal yang lebih besar.
Kesuksesan Ducati 916 tidak lepas dari regulasi World Superbike saat itu yang mengklasifikasikan kapasitas mesin dengan jumlah silinder yang dimiliki. Sehingga dengan jumlah silinder yang lebih sedikit, Ducati dapat membuat motor dengan kapasitas mesin yang lebih besar. Sehingga Ducati 916 memiliki tenaga puncak yang lebih besar dari para pesaingnya walau membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai kecepatan maksimumnya.
Berbeda dengan regulasi Motogp yang membekukan kapasitas maksimal mesin berapa pun jumlah silinder mesinnya. Honda melihat hal ini sebagai kesempatan untuk membuat motor super kencang dengan mengaplikasikan lima silinder mesin. Valentino Rossi yang menunggang Honda RC211V di tahun 2002 dan 2003 mendeskripsikan motor tersebut sebagai monster. Terutama motor tahun 2002 yang belum dibekali control traksi dan ecu elektronik, sulit sekali membuat ban belakang tidakngepot saat balapan.
Peran Kapasitas Mesin
Kapasitas kubikasi mesin berperan besar pada peforma sebuah motor. Jika jumlah silinder berperan pada karaktersistik torsi dan tarikan motor maka kubikasi mesin jelas berperan dalam tenaga maksimal motor. Kita ambil contoh Ducati 916, saingan Ducati 916 saat itu adalah Kawasaki ZX75R dan Honda RC45 yang memiliki kapasitas mesin 750cc dengan empat silinder mesin.
Jumlah silinder yang lebih banyak memang membuat ZX75R dan RC45 meraih top speed lebih cepat daripada Ducati 916, namun tenaga puncak Ducati jelas lebih besar. Ducati juga lebih unggul di kecepatan menengah karena memiliki torsi yang lebih baik. Karena kesuksesan Ducati ini, Honda akhirnya juga ikut membuat motor balap dua silinder 1000cc yakni Honda VTR1000 SP-1.
Kapasitas Mesin Lebih Penting dari Jumlah Silinder Mesin
Dari contoh Ducati 916 tersebut maka sebenarnya sudah bisa diambil kesimpulan bahwa besar kubikasi mesin berperan lebih banyak daripada jumlah silinder. Mau jumlah silindernya sebanyak apapun, tetap kapasitas kubikasi mesin menjadi pembatas tenaga dan peforma motor yang utama.
Jumlah tenaga yang dapat dikeluarkan akan lebih besar jika memiliki kapasitas mesin yang lebih besar. Sementara jumlah silinder lebih banyak mempengaruhi perilaku motor saat di kendarai , apakah dia ganas di putaran bawah atau atas. Keduanya sama-sama penting namun dalam pengaruh peforma, kapasitas mesin memiliki pengaruh yang lebih besar.
Salam Otomotif!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H