Mohon tunggu...
Yudha Setya Nugraha
Yudha Setya Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Freelance Content Writer. Automotive, Movies and games Enthusiastic. Still developing, still learning. Jomblo dan bahagia. I always gave my best in every article.

Selanjutnya

Tutup

Film

"Bird Box" (2018), Membuat Frustasi Sekaligus Empati

20 Oktober 2020   12:39 Diperbarui: 20 Oktober 2020   12:58 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggambaran wabah yang menjadi musuh dari film Bird Box. Sumber Gambar : www.netflix.com

Manusia diciptakan dengan membawa lima indra yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan peraba. Setiap indra disusun oleh Tuhan dengan sedemikian rupa supaya berfunsi secara harmonis sehingga membuat manusia menjadi ciptaannya yang paling sempurna. Namun bagaimana rasanya jika kita dipaksa untuk tidak boleh menggunakan salah satu indra yang kita miliki, rasanya pasti tidak akan menyenangkan!  

Rasanya seperti kehilangan sesuatu yang berharga namun tidak bisa melakukan sesuatu untuk mencegah hal itu terjadi.

Sekilas tentang Bird Box  (2018)

Bird Box (2018) adalah film yang di sutradari oleh Susanne Bier serta dibintangi oleh beberapa nama tenar seperti Sandra Bullock, Sarah Paulson, Trevante Rhodes dan John Malkovich. 

Film ini dirilis secara eksklusif untuk platform streaming film Netflix pada tanggal 21 Desember 2018 dan mendapat sambutan yang baik dari para movie gowers.

Sandra Bullock sebagai Malorie Hayers sang Tokoh Utama. Sumber Gambar: www.tvguide.com
Sandra Bullock sebagai Malorie Hayers sang Tokoh Utama. Sumber Gambar: www.tvguide.com

Sewaktu rilis banyak yang membandingkan film ini dengan "Quite Place" (2018) karena kemiripan premis yang mereka bawa. Namun begitu, cerita Bird Box sebenarnya di dasarkan pada novel karya Josh Malerman dengan judul yang sama yang di publish pada tahun 2014.

Dari segi genre, film ini mengusung beberapa kombinasi yang menarik yakni mengkombinasikan road movie dengan post apocalyptic horror. Seperti yang dituliskan oleh Costanzo dalam bukunya "World Cinema Through Global Genre" (2014), unsur road movie terdapat dibagian cerita film yang menceritakan perjalanan karakter menemukan tempat aman untuk hidup sementara post apocalyptic diambil dari setting yang setelah terjadinya bencana dan horror dimana sang tokoh utama berhadapan dengan sesuatu yang tidak bisa di nalar atau dihadapi oleh pikiran logika manusia.

Di Distribusikan oleh Netfilx 

Film ini tayang perdana dalam event American Film Institute Festival pada tanggal 12 November 2018, film ini kemudian mendapatkan beberapa kali rilis terbatas hingga akhirnya di distribusikan oleh Netflix mulai dari tanggal 21 Desember 2020. Karena di distribuskan lewat Netflix, film ini menjadi sangat mudah diakses oleh penonton dan dapat menjangkau lebih banyak penonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun