Trauma dengan kejadian tersebut, masyarakat akhirnya berusaha menghapus impian agar air mengalir sepanjang tahun ke Desa Puncak Baru. Namun, beberapa orang masih menyimpan harapan dan cita-cita tersebut, termasuk Mastur Wardi. Bahkan, 10 tahun setelah kejadian tersebut, dia bersama beberapa orang berusaha menggali terowongan menembus bukit di lokasi yang baru. Berbeda dengan lokasi yang lama, titik terbaru ini berupa batu yang cukup keras.
Usia Mastur Wardi kala sudah tidak lagi muda ketika harus menggali terowongan pada 2011 lalu. Meskipun demikian, Kakek kelahiran 1940-an ini masih bersemangat dan memiliki harapan tinggi agar air mampu tembus bukit. Dan benar saja, terowongan ini berhasil menembus sisi di balik bukit 130 hari kemudian. Sejak saat itu, wajah Desa Puncak Baru mulai berubah. Desa yang dulunya kesulitan air, kini masyarakatnya mulai bisa mencuci dan mandi di rumah mereka masing-masing. Sawah-sawah pun bisa ditanami dua kali dalam setahun dengan rumput yang selalu tumbuh sepanjang tahun.
Mastur, tokoh masyarakat Puncak Baru, mengakui bahwa pihaknya enggan meminta bantuan pemerintah untuk mengatasi permasalahan warga. Terlebih lagi, pada era orde sebelumnya, pemerintah hanya sibuk sendiri dan memprioritaskan wilayah-wilayah yang lebih dekat dengan pusat pemerintahan. "Kalau mau nunggu pemerintah, kapan selesainya," ungkapnya, ketika bercerita kepada saya.
Solihin Nurodin, penggiat masyarakat di Desa Puncak Baru mengamini ujaran Mastur, ayahnya. Bahkan, menurut mantan penggiat PNPM ini, bantuan pemerintah seringkali menimbulkan konflik di masyarakat. Hal ini terjadi ketika bantuan pemerintah untuk memperkuat irigasi masuk ke Puncak Baru. Alih-alih memperkuat solusi yang telah ada, bantuan tersebut justru membuat masyarakat saling curiga, dan berakhir pada berkonfliknya masyarakat, bahkan hingga saat ini.
Kini, Solihin berusaha untuk meneruskan cita-cita ayahnya untuk membangun Desa Puncak Baru. Langkah pertamanya adalah menyatukan kembali warga yang tercerai-berai. Selain itu, bapak dua puteri ini juga berupaya membangun mental masyarakat untuk mencari dan membangun solusi. Karena, dia percaya, mental ini justru membantu untuk membangun kemandirian masyarakat. "Bukan modal atau pun uang," tandasnya.
Saat ini, terowongan Adi Safarwadi masih bisa saya nikmati ketika berkunjung ke Desa Puncak Baru beberapa waktu lalu. Tidak hanya menikmati suasana yang gelap dan menantang ketika berjalan menembus terowongan air. Namun juga menikmati pelajaran kemandirian dan perjuangan masyarakat Desa Puncak Baru untuk mewujudkan solusi atas permasalahan-permasalahan di desanya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H