Mohon tunggu...
Yudha P Sunandar
Yudha P Sunandar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Jurnalisme dan Teknologi

Lahir, besar, dan tinggal di Bandung. Senang mendengarkan cerita dan menuliskannya. Ngeblog di yudhaps.home.blog.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Liputan bersama Kompas TV, Belajar dari Jurnalis TV (2/3)

29 Juli 2015   01:49 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:26 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simulasi belajar siswa SMK di kelas. (Foto: Yudha PS)

Mba Yessi sampai beberapa kali berusaha menenangkan siswi yang menjadi narasumber liputannya tersebut. Bahkan, untuk membuat sang narasumber nyaman, mba Yessi sampai memperbolehkannya menjawab menggunakan Bahasa Sunda. Strategi ini berhasil membuat narasumber menyelesaikan sesi wawancaranya dengan cukup baik.

Aktivitas meliput SMK Karya Putra Manggala diakhiri dengan simulasi proses belajar yang berbeda dibandingkan sekolah-sekolah pada umumnya. Siswa belajar secara melingkar dengan guru di tengahnya. Aktivitas belajar yang diadaptasi dari Pramuka ini membawa pengalaman belajar yang cukup disenangi oleh para siswa. Lebih jauh mengenai cerita SMK Karya Putra Manggala dan Drone Desa akan saya paparkan dalam tulisan lainnya.

***

Simulasi belajar siswa SMK di kelas. (Foto: Yudha PS)

Matahari mulai beranjak terik ketika kami mulai melakukan proses pengambilan gambar untuk episode Cerita Indonesia Kompas TV tentang Mandalamekar. Konsepnya, saya seperti merekonstruksi perjalanan saya ke Mandalamekar beberapa tahun silam dan melakukan wawancara ke beberapa narasumber. Dengan kata lain, saya sebagai “pemeran utama” dalam episode Cerita Indonesia tentang Mandalamekar.

Sejujurnya, saya pribadi tidak terlalu suka tampil di depan layar. Maklum, sejak berkecimpung di dunia media, saya lebih banyak menjadi orang di balik layar. Mulai dari penulis skrip, pemegang kamera, sampai editor pernah saya lakoni. Saya terbiasa mengarahkan orang dan mengolah hasilnya. Dan sekarang, saya harus berada di posisi yang membuat banyak orang seringkali merasa gugup. Ah, karena cuma sesekali, saya pun berusaha melakoni peran saya semaksimal mungkin.

Teriknya matahari tidak menyurutkan tim Kompas TV beraktivitas siang itu. Padahal, mereka semua sedang berpuasa, termasuk mba Yessi yang seorang Nasrani. “Kalau (aktivitas tim) diselingi oleh makan siang saya, nanti agenda pengambilan gambar malah terhambat,” begitu jawabnya, mentoleransi ibadah puasa tim. Saya benar-benar terharu mendengar komentarnya.

Kembali ke aktivitas pengambilan gambar. Saya diminta oleh mas Popo untuk menaiki motor dan bertemu dengan narasumber pertama, mang Tata Sumitra. Mang Tata sendiri merupakan wakil ketua dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mitra Alam Munggaran. KSM ini merupakan ujung tombak aktivitas pembangunan hutan di Mandalamekar dalam kurun waktu 10 - 15 tahun terakhir.

Saya, mang Tata, dan tim Kompas TV melakukan pengambilan gambar di area hutan Pasirsalam. Untuk menuju lokasi ini, kami harus berjalan sejauh lebih-kurang 3 Kilometer dari rumah Kepala Desa Mandalamekar. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi jalanan berbatu yang agak menanjak dan ditemani matahari tengah hari bulan Ramadhan. Mas Popo dan mas Ridwan bahkan memanggul tripod dan membawa kameranya masing-masing, tanpa bantuan siapa pun. Padahal, barang-barang yang mereka bawa beratnya mencapai 5 Kilogram.

Sesampainya di lokasi, suasana agak teduh dipayungi tajuk pohon hutan lindung Pasirsalam. Kami melakukan aktivitas pengambilan gambar tepat di pinggiran hutan yang berbatasan dengan perkebunan masyarakat. Kondisi masing-masing lahan sangat kontras. Kondisi di dalam Hutan lindung Pasirsalam sangat gelap. Pepohonan tumbuh dengan sangat rapat dan ukurannya pun besar-besar. Adapun lahan hutan milik masyarakat sangat terang dengan jarak antar pohon cukup jauh dan usia pohon masih sangat muda.

Mang Tata (berbaju biru - kanan) tengah menunjukkan pohon yang disukai oleh primata hutan. (Foto: Yudha PS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun