Mohon tunggu...
Yudha P Sunandar
Yudha P Sunandar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Jurnalisme dan Teknologi

Lahir, besar, dan tinggal di Bandung. Senang mendengarkan cerita dan menuliskannya. Ngeblog di yudhaps.home.blog.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Belajar Perjuangan Timor Leste di Arquivo & Museu da Resistência Timorense

21 Juni 2015   19:52 Diperbarui: 5 Juli 2015   13:31 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan bermodalkan informasi tersebut, saya bisa membayangkan bagaimana mencekamnya kejadian tersebut. Masyarakat Dili benar-benar tidak bisa berkutik menghadapi kekuatan senjata yang belum bisa ditandingi pasukannya ketika itu. Mereka benar-benar terkepung oleh musuh dari arah laut. Sedangkan di belakang mereka adalah perbukitan yang curam. Kondisi ini praktis mengurung mereka di medan perang tanpa banyak alternatif jalan keluar.

Bagian setelahnya lebih banyak menampilkan usaha pejuang Timor Leste untuk mendapatkan kemerdekaannya. Usaha ini dilakukan melalui perang gerilya dan perjuangan diplomasi. Pada bagian ini, museum juga menampilkan berbagai peninggalan senjata dan atribut yang digunakan pejuang kemerdekaan Timor Leste pada era 1975 hingga 1999 silam.

Bagian yang tidak kalah seru adalah meningkatnya aktivitas demonstrasi, perjuangan senjata, dan diplomasi untuk meraih kemerdekaan Timor Leste setelah pengunduran diri Soeharto pada 1998 silam. Bahkan, beberapa video dengan jelas memperlihatkan keterlibatan pasukan Indonesia di balik kerusuhan di Dili. Meskipun begitu, setelah mengalami masa-masa yang cukup sulit, Timor Leste akhirnya berhasil meraih kembali kemerdekannya pada 20 Mei 2002. Hal ini diiringi keanggotaan Negeri Lorosae di Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komunitas Negara-Negara Berbahasa Portugis.

Selain memiliki ruang pameran tetap, Arquivo & Museu da Resistência Timorense juga dilengkapi ruang audio-visual yang cukup besar dan nyaman. Interiornya dibuat modern dengan layar besar terpampang di depannya. Sayang, ketika saya mengunjungi ruangan ini, pengunjung kosong dan ruang audio-visual sedang tidak menayangkan apa pun.

Salah satu hal yang saya sukai adalah kebersihan museum. Staf museum benar-benar menjaga seluruh ruangan rapih dan mengkilap. Bahkan di kamar mandi sekali pun, lantainya selalu kering dan aroma ruangannya cukup wangi. Membuat pengunjung museum merasa nyaman untuk menikmati pameran dalam waktu yang cukup lama.

Sepuluh menit menjelang jam 3 sore waktu setempat, saya harus mengakhiri kunjungan di Arquivo & Museu da Resistência Timorense. Meskipun area ruang pameran tetap cukup kecil, hanya seluas 2 lapangan tenis, tetapi waktu 2 jam tidaklah cukup untuk menelusurinya. Cukup banyak teks dan video yang kemudian harus saya lewatkan agar bisa selesai menelusuri museum tepat waktu.

Dengan pemaparannya yang menyeluruh dan detail, saya rasa, museum ini cocok menjadi tujuan pertama bagi orang Indonesia, dan umumnya bagi warga dunia, yang pertama kali menginjakkan kaki di Negeri Lorosae. Museum ini membuat kita tidak hanya mengerti tentang Timor Leste, tetapi juga sejarah perjuangan mereka untuk merdeka dari penjajahan Indonesia di bawah pemerintahan Soeharto.

Tepat jam 3 sore saya kembali ke resepsionis untuk mengambil tas dan barang bawaan lainnya. “Menakjubkan dan mengejutkan,” komentar saya kepada staf museum yang berjaga. Mereka menjawab dengan senyum dan dengan sigap membukakan pintu ketika saya hendak melangkah ke luar. Tak lama kemudian, Gil datang dan siap membawa saya ke destinasi berikutnya.{}

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun