Bentuk-bentuk penanaman disiplin positif yang dapat dijalankan dalam proses belajar yakni: 1) Memberikan alternatif lain pada anak, 2) mengakui dan menghargai upaya anak dan tingkah laku mereka baik, 3) anak menaati peraturan apabila mereka diajak berdiskusi dan menyetujui peraturan tersebut, 4) kosisten dan bimbing yang tegas, 5) positif dan menghargai murid, 6) tidak mengandung kekerasan fisik maupn verbal, 7) konsekuensi logis yang bersinggungan langsung dengan pelanggaran yang dilakukan oleh siswa, 8) anak harus berubah jika prilaku mereka memberi dampak negatif pada orang lain, 9) memahami kemampuan, kebutuhan, kondisi dan tingkat perkembangan individual anak, 10) mengajarkan anak untuk menanamkan kedisiplinan pada diri mereka,11) mendengarkan dan memberi contoh, 12) memanfaatkan kesalahan sebagai peluang untuk pembelajaran, 13) langsung menuju pada permasalahannya yaitu prilaku anak bukan anaknya, dengan mengatakan “apa yang kamu lakukan adalah salah” (Institute og good governance and regional development: 2017).
Prinsip-prinsip disiplin Positif Menurut Power, F. Clark dan Hart, Stuart N (2005) bahwa terdapat 7 (tujuh) prinsip disiplin positif pada anak yaitu;
1. Menghormati martabat anak
2. Mengembangkan perilaku pro-sosial, disiplin diri, dan karakter
3. Maksimalkan partisipasi aktif anak
4. Hormati perkembangan kebutuhan dan kualitas hidup anak
5. Hormati motivasi dan pandangan hidup anak
6. Yakinkan keadilan (keadilan dan non-diskriminasi) dan keadilan
7. Promosikan solidaritas
Manfaat disiplin Positif
Menurut Save the Children (2004:29) Anak-anak perlu diajari disiplin positif sehingga mereka memahami dan mematuhi peraturan yang berlaku dalam masyarakat. Pukulan atau kekerasan pada anak tidaklah diperlukan bahkan penerapannya hanya akan merusak anak. Bukti menunjukkan bahwa penerapan pendekatan positif seperti negosiasi dan sistem reward (penghargaan), baik bagi anak perempuan maupun anak laki-laki dapat menghasilkan umpan balik yang lebih baik dibandingkan dengan penerapan hukuman melalui kekerasan verbal; sik atau emosional.