Mohon tunggu...
Yudha Adyaksa
Yudha Adyaksa Mohon Tunggu... Freelancer - Digital

Hi... Perkenalkan saya Yudha Adyaksa. Antusias banget dengan Digital, Isu kepemimpinan dan Komunitas. Di beberapa media sosial saya menggunakan nama @yudhady28. Salam kenal semua -v-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

FOMO vs Logika: Mengapa Kita Sering Salah Pilih?

13 April 2024   14:33 Diperbarui: 13 April 2024   14:35 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku "Thinking, Fast and Slow" karya Daniel Kahneman merupakan salah satu karya non-fiksi yang mendapat sorotan besar sejak diterbitkan pada tahun 2011. Ditulis oleh seorang psikolog pemenang Hadiah Nobel, buku ini membahas tentang dua mode pemikiran manusia: Sistem 1 yang cepat dan intuitif, serta Sistem 2 yang lambat dan mendalam.

Sistem 1 adalah mode pikiran yang beroperasi secara otomatis dan tanpa disadari. Ini digunakan untuk keputusan sehari-hari yang tidak memerlukan pemikiran mendalam, seperti membaca, melihat, atau merasakan. Sementara itu, Sistem 2 diperlukan untuk tugas yang membutuhkan pemikiran yang lebih dalam dan konsentrasi yang lebih besar, seperti analisis atau perhitungan yang kompleks.

Sistem 1 seringkali lebih dominan dalam pengambilan keputusan, karena bekerja secara otomatis dan cepat. Namun, kesalahan dapat terjadi ketika kita terlalu mengandalkan Sistem 1 tanpa melibatkan Sistem 2. Oleh karena itu, penting untuk menyadari peran kedua sistem ini dan menyeimbangkannya dengan bijaksana.

Dalam konteks organisasi, pemimpin harus memanfaatkan kedua sistem ini secara seimbang. Sistem 1 dapat membantu dalam membuat keputusan cepat dalam situasi darurat atau mendesak. Namun, untuk keputusan yang kompleks dan penting, perlu melibatkan Sistem 2 untuk memastikan keputusan yang matang dan terencana.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melibatkan Sistem 2 dalam pengambilan keputusan, seperti brainstorming, analisis SWOT, atau simulasi. Dengan melibatkan proses berpikir yang lebih mendalam, pemimpin dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil merupakan hasil dari evaluasi yang matang dan analisis yang teliti.

Dengan memahami perbedaan antara Sistem 1 dan Sistem 2, serta pentingnya menjaga keseimbangan antara keduanya, pemimpin dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengambil keputusan yang tepat dan efektif dalam berbagai situasi. Hal ini juga dapat membantu dalam mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien dan berhasil.

Dengan demikian, mari kita terus meningkatkan pemahaman kita tentang cara kerja pikiran manusia dan ambil peran aktif dalam mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan yang lebih baik, baik dalam konteks organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat mencapai hasil yang lebih baik dan mewujudkan potensi kita secara maksimal.

Yudha Adyaksa
+62 822 8000 1318
yudha.adyaksa@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun