Mohon tunggu...
Yudha Susanto
Yudha Susanto Mohon Tunggu... -

Surabaya telah mendengarkan tangisan pertamaku, kemudian arah layar terkembang menuju sidoarjo, meski harus memotong kompas, sebab lumpur lapindo menyayat hati, aku masih bersekolah dengan alam dan samudera, didalamnya pelajaran yang tak tertulis,sementara Tuhan menitipkan tubuhku Di Kota Terasing, antara Pantai Jangkar dan Pondok Mimbo,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenapa Harus Seks?

7 Juni 2011   02:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:47 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian yang menyenangkan dalam kehidupan dan tak terpisahkan menjadi harapan kenikmatan, adalah melaksanakan keinginan hati dan keinginan pikiran, berhubungan seks, dengan dan atau berbeda jenis, makin marak dengan segala persepsinya masing-masing, namun saat ini kita membicarakan yang relevan dan sesuai opini publik, yakni dengan lawan jenis, dan perlu diingat free seks kaum muda dan atau perselingkuhan adalah menjawab segala yang dinamakan ke tabuan di abad ini, sebab suatu kaum pernah mengatakan kepada saya bahwa"selingkuh itu seperti barang curian, dan "merasakan"barang curian itu lebih nikmat ketimbang barang milik pribadi" " sampai dimanakah kemudian kita merasakan halusinasi dan atau melakukan masturbasi yang berkepanjangan tanpa pendamping ? tidakkah alat bantu sudah marak diperjualbelikan ? maka apapun asumsi masyarakat tentang "barang curian" adalah salah besar, asumsi masyarakat tentang free seks adalah kenikmatan"luar biasa' juga adalah SALAH, sebab yang dikatakan hubungan seks yang indah adalah mencintai sepenuh hati dan telah menjadi bagian hidup yang resmi baik agama, sosial maupun negara, yakinlah bahwa meski anda telah satu rumah bertahun-tahun kalo anda mengetahui bahwasanya ada cinta yang menemani dan setia kepada anda selama bertahu-tahun, maka anda telah memiliki bidadara atau bidadari surga,..sekian..salam saya untuk bidadara dan bidadari anda di surga anda...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun