Korupsi terjadi ketika pejabat publik yang menggunakan kekuasaan mereka untuk memperoleh keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Ini dapat terjadi dengan berbagai cara, seperti penggelapan uang, penyalahgunaan wewenang, dan penggunaan posisi untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Korupsi yang dilakukan oleh ASN memiliki dampak yang merusak terhadap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa dampak korupsi, meliputi:
- Korupsi dapat menyebabkan masyarakat merasa tidak dihargai dan mendapatkan pelayanan publik yang buruk. Masyarakat akan kehilangan kepercayaan pada sistem pemerintahan ketika mereka percaya bahwa pejabat publik yang seharusnya membantu mereka menyalahgunakan kekuasaan, tenaga, dan waktu untuk keuntungan pribadi dan mengabaikan tugas utama mereka sebagai pelayan publik. Ini berpotensi menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial serta mengurangi keterlibatan warga dalam proses demokrasi;
- Pelayanan publik sering diabaikan oleh pejabat yang korup demi keuntungan pribadi. Akibatnya, masyarakat menerima pelayanan yang buruk atau bahkan tidak sama sekali. Korupsi juga berdampak pada penegakan hukum, keadilan dapat diperdagangkan, sehingga masyarakat kehilangan perlindungan hukum yang seharusnya mereka dapatkan;
- Korupsi menyebabkan pemborosan sumber daya negara, seperti uang, waktu, dan tenaga, yang seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan layanan publik dialihkan ke kantong pribadi. Hal ini mendorong kemiskinan dan menghambat pertumbuhan ekonomi;
- Korupsi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi karena praktik korupsi dapat menghambat investasi, mengurangi kepercayaan investor untuk menanamkan modal, dan hal ini akan memperlambat laju inovasi;
- Proyek yang tidak berjalan sesuai rencana, kualitas konstruksi yang buruk, dan peningkatan biaya merupakan dampak langsung yang terjadi akibat pejabat yang korup. Ini menghambat kemajuan negara dan memperburuk keadaan sosial-ekonomi;
- Korupsi dapat kesenjangan sosial semakin lebar dimana kerugian besar bagi masyarakat meliputi: peningkatan kemiskinan, tidak adanya pemerataan kesejahteraan, serta ketidakadilan dalam pembagian kekayaan negara sehingga jurang antara kaya dan miskin semakin menganga.
Pembangunan sikap antikorupsi perlu dimiliki oleh setiap ASN untuk membangun bangsa dan negara, untuk itu dapat dilakukan dengan cara:
- ASN harus ditanamkan wawasan kebangsaan dan kesadaran bela negara sehingga dapat memahami akibat korupsi dan pentingnya membangun sikap antikorupsi;
- Meningkatkan komitmen ASN terhadap integritas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya;
- Dibuat dan diterapkan kode etik dan perilaku yang jelas, termasuk pula memberikan pemahaman terkait core values ASN BerAKHLAK dan employer branding “Bangga Melayani Bangsa” sebagaimana yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo pada 27 Juli 2021;
- Meningkatkan kesadaran dan komitmen ASN terhadap pentingnya membangun sikap antikorupsi dan mendorong mereka untuk mengintenalisasikan hal tersebut pada kehidupan sehari-hari sehingga ASN senantiasa menjaga diri mereka dari tindakan korupsi dan dapat menjadi teladan di masyarakat;
- Memberikan penghargaan dan dukungan kepada ASN yang menunjukkan sikap antikorupsi, serta memberikan sanksi yang tegas bagi ASN yang terlibat dalam praktik korupsi. Hali ini juga termasuk menegakkan sistem perlindungan kepada ASN yang menjadi wistleblower terkait dugaan korupsi yang terjadi di dalam instansinya;
- Meningkatkan koordinasi dan kerja sama antara instansi pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dalam upaya pencegahan dan penghapusan korupsi. Pemberantasan korupsi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga seluruh masyarakat untuk melakukan pelaporan kecurigaan tindakan korupsi yang ditemui.
Narkoba
Narkoba adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan ketergantungan dan memiliki efek berbahaya pada tubuh. Berdasarkan Kemenkes, Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat Berbahaya. Narkoba dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, seperti heroin, kokain, dan marijuana. Narkoba telah digunakan sejak lama, tetapi penyalahgunaannya semakin meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Penyalahgunaan penggunaan narkoba oleh pejabat publik merupakan bahaya besar yang dapat merusak kredibilitas dan kinerja pemerintah. ASN yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat menyalahgunakan narkoba akan menyebabkan penurunan yang tajam dari kepercayaan publik terhadap pemerintah. ASN akan diragukan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. Penurunan kepercayaan ini berdampak langsung pada legitimasi pemerintah, yang pada gilirannya akan mengakibatkan penurunan dukungan publik dan partisipasi dalam berbagai program dan kebijakan pemerintah. Adapun dampak penyalanggunaan penggunaan narkoba meliputi:
- Penyalahgunaan penggunaan narkoba dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, organ internal, dan fungsi tubuh secara keseluruhan. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka pendek ataupun panjang seperti depresi, kecemasan, dan gangguan fungsi organ vital;
- Penyalahgunaan penggunaan narkoba dapat memengaruhi kemampuan kognitif seperti memori, perhatian, dan kemampuan berpikir. Ini dapat berdampak pada bagaimana seorang ASN berkinerja dan memberikan pelayanan publik;
- Penyalahgunaan penggunaan narkoba sering kali mempengaruhi hubungan sosial. Penggunaan narkoba dapat menyebabkan isolasi sosial, kehilangan minat dalam aktivitas sosial, dan kehancuran hubungan dengan teman dan keluarga. Seorang ASN menjadi anti sosial, sulit beradaptasi dengan lingkungan dan perubahan baru, sulit bekerja sama dan berkolaborasi;
- Penyalahgunaan penggunaan narkoba seringkali dikaitkan dengan kejahatan seperti pencurian, perampokan, dan tindak pidana lainnya, yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat;
- Penyalahgunaan penggunaan narkoba dapat menyebabkan kemunduran sosial dan ekonomi. Penyalahgunaan penggunaan narkoba akan berujung kepada pemecatan, kehilangan harta benda, dan masalah keuangan yang berkelanjutan;
- Penyalahgunaan penggunaan narkoba ketika menjangkau masyarakat secara luas, dapat menyebabkan biaya kesehatan yang lebih tinggi, penurunan produktivitas, dan peningkatan kejahatan di dalam masyarakat.
Penyalahgunaan penggunaan narkoba merupakan masalah serius yang mengancam kesehatan, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi penyalahgunaan narkoba terus meningkat, terutama di kalangan generasi muda. Hal ini berdampak pada kesehatan fisik dan mental pengguna, serta keluarga, komunitas, dan negara secara keseluruhan. Untuk membangun kesadaran anti narkoba, dapat dilaksanakan beberapa hal berikut:
- Perlu memahami definisi, klasifikasi, dan sejarah narkoba. Ini membantu ASN dalam mengidentifikasi, memahami, dan mengevaluasi betapa berbahayanya narkoba bagi individu dan masyarakat;
- Memahami pelanggaran narkoba, yang meliputi: perdagangan, pemakaian, dan penyalahgunaan. ASN perlu untuk selalu waspada terhadap lingkungan sekitarnya dalam membantu mencegah penyebaran narkoba dan mencegah orang lain untuk menggunakannya;
- Pendidikan dan kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran anti narkoba sangat penting. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye sosial, media massa, dan program pendidikan masyarakat;
- Membangun kesadaran sosial melalui kampanye dan pendidikan dapat membantu masyarakat untuk lebih memahami betapa berbahayanya narkoba dan bagaimana mereka dapat berperan dalam mencegah penyalahgunaan;
- Memahami dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh narkoba membantu dalam mendorong ASN untuk menghindari penyalahgunaan penggunaan narkoba dan mencari bantuan jika mereka terjerat;
- Memahami hukum positif yang berlaku dalam mengatur penyalahgunaan penggunaan narkoba akan membantu dalam menghentikan penyalahgunaan dan mencegah orang lain dari terjerat dalam penyalahgunaan
Radikalisme & Terorisme
Radikalisme adalah ideologi yang menuntut perubahan sosial, ekonomi, atau politik secara radikal, seringkali dengan cara yang tidak konstruktif dan agresif. Radikalisme dapat dikarenakan berbagai hal, maliputi: politik, agama, atau ideologi lainnya. Sedangkan terorisme adalah tindakan kekerasan atau ancaman yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan memaksa pemerintah atau masyarakat untuk mengubah atau memenuhi permintaan tertentu. Tindak pidana terorisme melibatkan berbagai bentuk kekerasan, termasuk pembunuhan, penyerangan, dan penggunaan bom. Terorisme sering kali dilakukan oleh kelompok-kelompok yang memiliki ideologi radikal dan berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan politik atau agama melalui kekerasan.
Terorisme dan radikalisme sering kali saling berkaitan. Radikalisme dimanfatkan terorisme dalam membangun ideologi dalam menuntut perubahan yang radikal dalam sistem sosial, ekonomi, atau politik yang kemudian diwujudkan melalui tindakan kekerasan. Terorisme, di sisi lain, dapat digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan radikal tertentu, seperti memaksa pemerintah untuk melakukan perubahan atau memenuhi permintaan tertentu. Berbagai dampak radikalisme dan terorisme bagi kemajuan bangsa, meliputi:
- Terorisme dan radikalisme memiliki potensi untuk mengganggu stabilitas keamanan nasional. Tindakan terorisme yang dilakukan oleh kelompok radikal sering menghasilkan kekerasan yang dapat mengakibatkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan menimbulkan ketakutan di masyarakat;
- Radikalisme dapat menyebabkan konflik di masyarakat. Seringkali, ideologi ekstrem yang dianut oleh kelompok radikal bertentangan dengan prinsip-prinsip nasional, yang dapat menyebabkan konflik di antara kelompok yang berbeda, yang pada akhirnya dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa;
- Terorisme tidak hanya menyebabkan kematian, tetapi juga berdampak pada ekonomi. Ketidakstabilan yang ditimbulkan oleh terorisme dapat mengurangi investasi, mengganggu kegiatan ekonomi, dan meningkatkan biaya keamanan, yang semuanya berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi;
- Radikalisme dapat menyebar dan memengaruhi masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Proses radikalisasi ini dapat menyebabkan lebih banyak orang terlibat dalam aktivitas terorisme, yang menghasilkan siklus kekerasan yang sulit dihentikan;
- Terorisme dari kelompok tertentu dapat menyebabkan stigma terhadap kelompok etnis atau agama tertentu, yang dapat menyebabkan diskriminasi dan ketegangan sosial di masyarakat;
- Seringkali, negara-negara yang menghadapi ancaman terorisme harus meningkatkan anggaran mereka untuk keamanan. Ini dapat mengalihkan sumber daya dari bidang penting lainnya seperti pendidikan dan kesehatan;
- Terorisme dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban dan masyarakat umum. Kecemasan dan ketakutan yang ditimbulkan dapat mengganggu kualitas hidup masyarakat dan mengurangi rasa aman mereka.
ASN perlu memahami pentingnya kesadaran anti-radikalisme dan anti-terorisme. ASN diharapkan dapat membangun kesadaran untuk mengidentifikasi dan menghadapi radikalisme dan terorisme, serta mencegah dan menghentikan tindakan-tindakan yang merugikan tersebut. Kesadaran ini diharapkan dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui hal berikut ini:
- Meningkatkan pemahaman tentang pengertian dan sejarah terorisme. Sejarah terorisme mencakup berbagai peristiwa yang menunjukkan bagaimana terorisme berkembang dan berdampak pada masyarakat dan negara;
- Terorisme memiliki dampak yang luas dan berbahaya bagi masyarakat, termasuk kerusakan fisik, kematian, dan ketakutan yang meluas. Dengan memahami dampak terorisme ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk menghadapinya dengan lebih baik;
- Terorisme membutuhkan kesadaran yang mendalam dan komitmen untuk melawannya. Meningkatkan kesadaran anti-terorisme dapat melalui pelatihan dan pendidikan yang menyeluruh. Diharapkan ASN dapat memahami konsep perubahan dan perubahan lingkungan strategis, termasuk terorisme;
- Melakukan analisis terhadap isu-isu seperti terorisme, untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan strategis. ASN diharapkan dapat mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu penting yang dapat menjadi pemicu munculnya perubahan lingkungan strategis dan berdampak pada kinerja birokrasi;
- ASN diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan bela negara dalam menghadapi terorisme. ASN diharapkan dapat menunjukkan sikap mental positif, mengutamakan keprimaan, menunjukkan kompetensi, dan memegang teguh kode etik dalam menjalankan tugas jabatan;
- ASN harus mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi terorisme. ASN diharapkan dapat mengedepankan kesadaran bela negara melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila.