Mohon tunggu...
Yudha TejaErwinda
Yudha TejaErwinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Mahasiswa Universitas Jember. Jurusan Teknik Elektro Tim promahadesa TPA Pakusari Jember

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Revolusi Hijau! Mahasiswa Universitas Jember Sulap Sampah Menjadi Pupuk Organik Cair dan Gas Metana Terintegrasi App Organic Rubbish

11 November 2023   20:35 Diperbarui: 12 November 2023   13:26 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jember - Tim mahasiswa Universitas Jember melalui Program Mahasiswa Berdesa (PROMAHADESA) menjalin kolaborasi dan inovasi dalam pemanfaatan sampah yang berada di tempat pengolahan sampah sebagai alternatif pupuk cair dan gas metana. 

PROMAHADESA diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember. Program ini mengajak mahasiswa melaksanakan pengabdian kepada mitra masyarakat yang berada di desa-desa daerah Kabupaten Jember.

Pelaksanakan program dilakukan di Desa Kertosari, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember tepatnya pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pakusari. Tim Promahadesa Pakusari yang diketuai oleh Moch. Yahya Armansah menciptakan pupuk cair organik dengan memanfaatkan air lindi dari sampah yang berada pada TPA Pakusari serta membuat reaktor biogas yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. 

"Pemanfaatan sampah organik dan air lindi sebagai pupuk organik  dan energi gas metana (CH4) terintegrasi App Organic Rubbish di TPA Pakusari Kabupaten Jember menjadi program tim kami" ujar Yahya selaku ketua tim. Program ini telah bermitra dengan karang taruna desa Kertosari dan didukung oleh Bapak Masbut selaku Supervisor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jember, Bapak Budi Wijayanto selaku kepala desa Kertosari serta Bapak Slamet selaku kepala dusun Lamparan.

"Pengabdian kami berawal dari permasalahan kondisi dari TPA Pakusari yang semakin mengkhawatirkan dengan berbagai masalah sampah yang ada serta jumlah sampah yang semakin banyak dengan lahan yang tetap tanpa adanya perluasan. Hal ini tentu saja akan menjadi sumber masalah bagi masyarakat sekitar. Banyaknya sampah organik yang tertampung dapat menyebabkan volume air lindi yang semakin naik hingga sampai ke lahan pertanian masyarakat sekitar. Ditambah dengan terjadinya degradasi anaerob sehingga menghasilkan gas metana yang berbahaya bagi kesehatan" terang Yahya.

Oleh karena itu, kami tim PROMAHADESA TPA PAKUSARI dari Universitas Jember ingin mengurangi permasalahan yang ada di TPA tersebut. Dengan mengurangi volume air lindi dengan memanfaatkannya sebagai pupuk cair organik serta memanfaatkan gas metana yang ada di TPA sebagai sumber gas pada kompor.

Pemasangan Reaktor Gas Oleh Tim Promahadesa TPA Pakusari (Dokpri)
Pemasangan Reaktor Gas Oleh Tim Promahadesa TPA Pakusari (Dokpri)

Air lindi berasal dari rembesan sampah organik dan anorganik yang dapat digunakan sebagai pupuk karena mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen (10-600 mg/l) dan fosfor (1-70 mg/l). Sehingga dengan pembuatan yang mudah sangat berpotensi untuk terus dikembangkan.

Kegiatan PROMAHADESA di Desa Kertosari, Jember, berlangsung dari bulan Juni hingga November 2023. Awalnya, kegiatan ini dimulai dengan melakukan survei lokasi, menyosialisasikan kepada masyarakat sekitar tentang proses pembuatan pupuk cair organik dan biogas, serta membuat sistem kontrol dan pemantauan. Biogas yang dihasilkan dari kegiatan ini kemudian disalurkan ke Dusun Lamparan RT 03 RW 15, yang berdekatan dengan TPA Pakusari. Biogas ini digunakan oleh empat rumah, yaitu milik Bapak Topit, Bapak Anrik, Bapak Rasid, dan Bapak Buamat.

"Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan air lindi sebagai pupuk cair organik dan memanfaatkan gas metana yang terdapat di TPA Pakusari sehingga dengan adanya program ini dapat mengurangi pengeluaran masyarakat sekitar TPA untuk membeli pupuk dan gas" pungkas Yahya dan tim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun