Mohon tunggu...
Panji Yudha
Panji Yudha Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku di Sini

5 Februari 2018   16:30 Diperbarui: 5 Februari 2018   16:49 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku di sini,

terkapar dan terkurung seribu satu problema kehidupan,

terpojok tertunduk tak bernilai,

terbuang terbujur tak dihargai,



aku ingin mengadu,

namun pada siapa?

aku ingin berlari,

namun ke arah mana?



jiwaku gontai,

jiwaku gontai untuk terus berjalan,

semangatku hilang,

semangatku hilang untuk terus berjuang,



aku tersesat,

aku terperangkap,

hilang sudah arah tujuan,

lenyap sudah tanah pijakan,



gelap,

tak ada cahaya untuk ku jadikan pelita,

sunyi,

tak ada jiwa menemaniku bercerita,



Tuhan,

dengan penuh rasa malu tak tertahan,

aku datang dengan kehinaan,

mengetuk pintu rumahmu tanpa kemuliaan,



oh Tuhan,

Kau bilang dunia hanya candaan,

tapi layaknya siksa tak berkesudahan,

aku harus bagaimana Tuhan?



"wa laa taiasu",

suara itu? engkaukah itu oh Tuhan?

Jogja, Februari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun