Siang itu, tepatnya Hari Sabtu, 01 Februari 2025, saya baru saja tiba di rumah setelah mengantar ibu saya ke rumah saudara kakak kandung dari keluarga ibu saya. Ibu diminta untuk membantu acara pengajian ibu-ibu dalam rangka mendoakan tujuh bulanan anak kandung dari kakak kandung ibu saya yang diadakan di rumah orang tuanya.
Perjalanan menuju rumah saudara tadi cukup menyita waktu. Selain jalanan yang sedikit padat, cuaca siang itu juga sangat terik, membuat saya merasa agak lelah dan gerah begitu sampai di rumah. Setelah memarkir kendaraan di garasi, saya segera mengambil kunci dari dalam tas dan membuka pintu rumah.
Begitu pintu terbuka, saya langsung berlari kecil menuju kamar mandi. Kebetulan saya sudah sangat kebelet ingin buang air kecil setelah perjalanan yang cukup panjang. Rasa lega akhirnya datang begitu saya menyelesaikan hajat saya. Sekalian, saya pun mencuci tangan, muka, dan kaki menggunakan sabun mandi batangan, menikmati sensasi dingin dari air yang mengalir di telapak tangan saya.
Setelah selesai membersihkan diri, saya keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamar tidur. Udara di dalam rumah terasa cukup panas dan pengap, mungkin karena sinar matahari yang terik di luar. Untuk mengatasi itu, saya langsung menyalakan AC agar suhu ruangan menjadi lebih sejuk dan nyaman.
Saya kemudian merebahkan diri di atas ranjang tidur saya, mencoba mengistirahatkan tubuh setelah perjalanan yang cukup melelahkan. Kemacetan jalanan saat berangkat dan pulang tadi cukup membuat saya merasa lelah, jadi saya memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati udara dingin yang mulai menyelimuti kamar saya.
Setelah beberapa saat beristirahat, saya bangkit dari tempat tidur dan mengambil gadget pribadi yang saya letakkan di atas meja belajar. Seperti biasa, hal pertama yang saya lakukan adalah memeriksa notifikasi yang masuk.
Saya membuka WhatsApp dan melihat beberapa pesan dari teman dan kolega. Dengan santai, saya membalas satu per satu, memastikan tidak ada hal mendesak yang perlu segera saya tangani. Setelah itu, saya beralih ke email, mengecek apakah ada informasi penting yang perlu diperhatikan.
Setelah semua pesan dibalas, saya membuka aplikasi Google Chrome. Membaca berita di siang hari sudah menjadi rutinitas saya. Saya selalu ingin mengetahui perkembangan terkini, baik yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri.
Saat saya menggulung layar ponsel, sebuah judul berita menarik perhatian saya: "Momen Presiden Prabowo Terima Cinderamata Helm Balap F1 dari Anwar Ibrahim." Saya pun mengklik berita tersebut, merasa penasaran dengan isi lengkapnya.
Dalam berita itu disebutkan bahwa Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini melakukan kunjungan ke Malaysia dan bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Pertemuan tersebut berlangsung di Menara Kembar Petronas, Kuala Lumpur, pada Senin, 27 Januari 2025 lalu.
Yang membuat pertemuan ini semakin menarik adalah adanya momen spesial, di mana Anwar Ibrahim menyerahkan sebuah helm balap Formula 1 kepada Prabowo. Helm tersebut berwarna hitam dengan logo Petronas yang khas, menandakan dukungan Malaysia terhadap ajang balap paling bergengsi di dunia itu.
Ternyata, helm itu bukan helm sembarangan. Diketahui bahwa helm tersebut sebelumnya digunakan oleh pembalap George Russell dalam ajang Formula 1. Kini, helm tersebut menjadi cinderamata simbolis dalam pertemuan kedua pemimpin negara tersebut.
Menurut laporan dari Instagram resmi Tarmac Sports Malaysia, Prabowo adalah orang kedua yang menerima helm Formula 1 ini setelah Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr.
Ternyata, pemberian helm ini bukan hanya sekedar hadiah biasa, tetapi juga memiliki makna mendalam. Helm tersebut menjadi simbol keharmonisan dan kerja sama erat antara Indonesia dan Malaysia, dua negara yang memiliki banyak persamaan dalam budaya, ekonomi, dan olahraga.
Anwar Ibrahim menekankan bahwa hubungan Indonesia dan Malaysia bukan hanya sebatas kerja sama diplomatik, tetapi juga mencakup berbagai sektor lain, termasuk ekonomi dan olahraga otomotif.
Prabowo pun menanggapi hal ini dengan penuh apresiasi. Ia menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Malaysia memiliki dasar sejarah yang kuat dan harus terus diperkuat dalam berbagai bidang.
"Kita punya hubungan sejarah, kita punya hubungan darah, kita punya hubungan budaya, kita bahkan punya hubungan etnis. Banyak pemimpin Malaysia yang masih punya keluarga di Indonesia. Hubungan ini harus terus dijaga dan diperkuat," ungkap Presiden Prabowo.
Tak hanya membahas aspek kultural, kedua pemimpin negara juga membicarakan berbagai kerja sama strategis, termasuk di sektor perdagangan, investasi, dan energi.
Setelah selesai membaca berita tersebut, saya meletakkan gadget saya di atas meja dan mulai merenung sejenak. Saya menyadari bahwa hubungan antara Indonesia dan Malaysia memang sangat erat. Kedua negara ini memiliki banyak kesamaan dalam berbagai aspek, tetapi juga sering mengalami gesekan kecil di berbagai bidang.
Namun, dari pertemuan ini, terlihat bahwa ada upaya nyata dari kedua pemimpin untuk mempererat hubungan, tidak hanya melalui perjanjian formal, tetapi juga melalui gestur simbolis seperti pemberian helm balap Formula 1 ini.
Saya juga berpikir bahwa ini menunjukkan cara diplomasi yang lebih modern, di mana pemimpin negara tidak hanya berbicara dalam bahasa politik dan ekonomi yang kaku, tetapi juga melalui simbol budaya dan olahraga yang lebih dekat dengan masyarakat luas.
Selain itu, pemberian helm balap ini juga mengingatkan saya bahwa Indonesia dan Malaysia sama-sama memiliki sirkuit balap kelas dunia. Malaysia memiliki Sirkuit Sepang, sementara Indonesia memiliki Sirkuit Mandalika yang menjadi kebanggaan baru di ajang balap internasional.
Saya menarik napas dalam-dalam dan kembali merebahkan diri di tempat tidur. Udara di dalam kamar kini sudah terasa lebih sejuk, dan pikiran saya juga terasa lebih ringan setelah membaca berita ini.
Siang itu, saya merasa bahwa meskipun saya hanya beristirahat di rumah, saya tetap bisa mendapatkan wawasan baru hanya dengan membaca berita. Dunia terasa semakin dekat, dan saya semakin memahami betapa pentingnya menjalin hubungan baik, baik antarindividu maupun antar negara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI