Yang membuat pertemuan ini semakin menarik adalah adanya momen spesial, di mana Anwar Ibrahim menyerahkan sebuah helm balap Formula 1 kepada Prabowo. Helm tersebut berwarna hitam dengan logo Petronas yang khas, menandakan dukungan Malaysia terhadap ajang balap paling bergengsi di dunia itu.
Ternyata, helm itu bukan helm sembarangan. Diketahui bahwa helm tersebut sebelumnya digunakan oleh pembalap George Russell dalam ajang Formula 1. Kini, helm tersebut menjadi cinderamata simbolis dalam pertemuan kedua pemimpin negara tersebut.
Menurut laporan dari Instagram resmi Tarmac Sports Malaysia, Prabowo adalah orang kedua yang menerima helm Formula 1 ini setelah Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr.
Ternyata, pemberian helm ini bukan hanya sekedar hadiah biasa, tetapi juga memiliki makna mendalam. Helm tersebut menjadi simbol keharmonisan dan kerja sama erat antara Indonesia dan Malaysia, dua negara yang memiliki banyak persamaan dalam budaya, ekonomi, dan olahraga.
Anwar Ibrahim menekankan bahwa hubungan Indonesia dan Malaysia bukan hanya sebatas kerja sama diplomatik, tetapi juga mencakup berbagai sektor lain, termasuk ekonomi dan olahraga otomotif.
Prabowo pun menanggapi hal ini dengan penuh apresiasi. Ia menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Malaysia memiliki dasar sejarah yang kuat dan harus terus diperkuat dalam berbagai bidang.
"Kita punya hubungan sejarah, kita punya hubungan darah, kita punya hubungan budaya, kita bahkan punya hubungan etnis. Banyak pemimpin Malaysia yang masih punya keluarga di Indonesia. Hubungan ini harus terus dijaga dan diperkuat," ungkap Presiden Prabowo.
Tak hanya membahas aspek kultural, kedua pemimpin negara juga membicarakan berbagai kerja sama strategis, termasuk di sektor perdagangan, investasi, dan energi.
Setelah selesai membaca berita tersebut, saya meletakkan gadget saya di atas meja dan mulai merenung sejenak. Saya menyadari bahwa hubungan antara Indonesia dan Malaysia memang sangat erat. Kedua negara ini memiliki banyak kesamaan dalam berbagai aspek, tetapi juga sering mengalami gesekan kecil di berbagai bidang.
Namun, dari pertemuan ini, terlihat bahwa ada upaya nyata dari kedua pemimpin untuk mempererat hubungan, tidak hanya melalui perjanjian formal, tetapi juga melalui gestur simbolis seperti pemberian helm balap Formula 1 ini.
Saya juga berpikir bahwa ini menunjukkan cara diplomasi yang lebih modern, di mana pemimpin negara tidak hanya berbicara dalam bahasa politik dan ekonomi yang kaku, tetapi juga melalui simbol budaya dan olahraga yang lebih dekat dengan masyarakat luas.