Pagi itu, Sabtu, 01 Februari 2025, suasana di rumah terasa begitu damai dan menenangkan. Saya terbangun lebih awal dari biasanya, menikmati sejuknya udara pagi yang masuk melalui celah-celah jendela kamar yang sedikit terbuka. Cahaya matahari mulai menembus tirai tipis di jendela, memberikan semburat keemasan yang menyinari sudut kamar. Saya menarik napas dalam-dalam, merasakan kesejukan pagi yang menyegarkan paru-paru saya.
Setelah menggeliat sebentar, saya bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke dapur untuk membuat secangkir teh hangat. Aroma teh melati yang khas segera memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang semakin nyaman. Saya membawa cangkir itu ke ruang tamu, lalu membuka jendela lebar-lebar, membiarkan angin pagi masuk ke dalam rumah. Dari tempat saya berdiri, saya bisa melihat burung-burung gereja bertengger di dahan pohon mangga di halaman depan. Mereka berkicau riang, seolah menyapa pagi dengan sukacita.
Hari ini adalah hari libur saya, dan saya memutuskan untuk menghabiskannya dengan bersantai di rumah. Tidak ada rencana bepergian atau melakukan aktivitas berat, hanya ingin menikmati ketenangan pagi, membiarkan tubuh dan pikiran beristirahat dari rutinitas yang sibuk sepanjang pekan. Saya berjalan ke teras rumah, membawa gadget dan secangkir teh saya. Saya lalu duduk di kursi kayu favorit saya, meluruskan kaki ke depan sambil menikmati hembusan angin yang lembut.
Pagi seperti ini adalah momen yang jarang saya dapatkan di hari-hari kerja. Biasanya, saya terburu-buru berangkat ke kantor atau menjalankan berbagai tugas yang menuntut perhatian saya sepanjang hari. Namun, pagi ini berbeda. Saya bisa menikmati setiap detiknya dengan santai, tanpa tergesa-gesa, tanpa gangguan dari kesibukan dunia luar.
Seperti kebiasaan saya setiap pagi, saya mengambil gadget pribadi untuk memeriksa apakah ada notifikasi pesan yang masuk. Saya membuka WhatsApp dan melihat beberapa pesan dari teman dan kolega. Saya membalas satu per satu dengan santai, memastikan tidak ada hal yang mendesak yang perlu segera saya tangani. Setelah itu, saya beralih ke email, memeriksa apakah ada informasi penting yang perlu diperhatikan.
Setelah semua pesan dibalas, saya membuka aplikasi Google Chrome untuk membaca berita terbaru. Membaca berita di pagi hari sudah menjadi rutinitas yang tidak bisa saya tinggalkan. Saya selalu ingin mengetahui perkembangan terkini, baik di dalam maupun luar negeri.
Saat saya mulai menggulir layar ponsel, sebuah judul artikel menarik perhatian saya: "Dua Anak Kena DBD, Legislator Gerindra Lakukan Fogging di Kelurahan Sidokumpul Sidoarjo."
Saya pun mulai membaca artikel tersebut dengan seksama.
Dalam berita itu disebutkan bahwa Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS), menunjukkan kepeduliannya terhadap kesehatan masyarakat dengan melakukan pengasapan (fogging) di Kelurahan Sidokumpul, Sidoarjo, Jawa Timur. Kegiatan ini dilakukan sebagai respons terhadap laporan warga yang menyebutkan adanya kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah tersebut.
Bambang Haryo menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya pencegahan penyebaran nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi penyebab utama DBD.
"Kami berharap kegiatan ini dapat membantu mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti dan menekan risiko penyebaran DBD," ujarnya dalam wawancara yang dikutip oleh media.
Ternyata, di wilayah tersebut sudah tercatat dua anak yang menjadi korban DBD. Beruntung, mereka telah mendapatkan perawatan dan dinyatakan sembuh. Namun, untuk mencegah penyebaran lebih luas, Bambang Haryo mengambil inisiatif pribadi dengan melakukan fogging di beberapa titik yang dianggap rawan berkembangnya nyamuk DBD.
Selain melakukan fogging, ia juga mengajak warga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan dengan menerapkan metode 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) guna mencegah berkembangnya jentik nyamuk.
"Saya meminta masyarakat untuk melakukan antisipasi dini dengan menerapkan 3M. Kami juga memasang poster imbauan di beberapa titik agar masyarakat lebih memahami pentingnya pencegahan DBD," katanya.
Menurutnya, menjaga kebersihan lingkungan dan menghilangkan genangan air adalah langkah utama dalam mencegah DBD. Dalam kesempatan itu, Bambang Haryo juga mengunjungi dua anak yang sebelumnya terkena DBD dan memberikan bantuan kepada mereka.
"Kami akan terus mengajak warga supaya melakukan upaya hidup bersih, sehingga penyebaran nyamuk DBD bisa diantisipasi," pungkasnya.
Saya merasa bahwa inisiatif seperti ini sangat penting, terutama di musim penghujan, di mana nyamuk Aedes aegypti berkembang biak dengan cepat. Langkah-langkah pencegahan seperti fogging dan sosialisasi kepada warga dapat membantu mengurangi kasus DBD di masyarakat.
Setelah selesai membaca artikel tersebut, saya meletakkan gadget di pangkuan saya dan kembali menikmati suasana pagi. Saya meneguk teh yang sudah mulai hangat, lalu membiarkan pikiran saya melayang sejenak.
Saya menyadari bahwa banyak hal yang sering kita anggap sepele dalam kehidupan sehari-hari, seperti kebersihan lingkungan, ternyata memiliki dampak yang sangat besar bagi kesehatan masyarakat. Berita yang baru saja saya baca mengingatkan saya bahwa kesadaran akan kebersihan dan pencegahan penyakit harus dimulai dari diri sendiri.
Saya merasa bahwa inisiatif seperti ini sangat penting, terutama di musim penghujan, di mana nyamuk Aedes aegypti berkembang biak dengan cepat. Langkah-langkah pencegahan seperti fogging dan sosialisasi kepada warga dapat membantu mengurangi kasus DBD di masyarakat.
Saya kemudian mengalihkan pandangan ke halaman rumah. Mungkin sudah saatnya saya lebih memperhatikan kebersihan di sekitar rumah, memastikan tidak ada genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk. Saya berpikir untuk memeriksa beberapa sudut halaman, seperti pot tanaman, talang air, atau ember yang mungkin menyimpan air hujan.
Saya menarik napas dalam-dalam, merasa bersyukur atas pagi yang tenang ini. Meski sederhana, saya merasa bahagia bisa menikmati hari libur dengan santai, tanpa tergesa-gesa, dan tetap mendapatkan wawasan baru dari berita yang saya baca.
Hari itu, saya berjanji pada diri sendiri untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, karena saya percaya bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil yang kita lakukan setiap hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI